Kontroversi Film <i>Bad Wolves</i>

FILM <i>Bad Wolves</i> besutan Richard Buntario mengundang kontroversi. Soalnya, Polda Metro Jaya dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada Lembaga Sensor Film menilai film <i>action</i> itu menyinggung Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA), porno aksi, serta mengajarkan cara mengisap <i>shabu-s...

oleh Liputan6 diperbarui 23 Sep 2005, 15:30 WIB
FILM Bad Wolves besutan Richard Buntario mengundang kontroversi. Soalnya, Polda Metro Jaya dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada Lembaga Sensor Film menilai film action itu menyinggung Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA), porno aksi, serta mengajarkan cara mengisap shabu-shabu. Selain itu, film Bad Wolves dinilai sadis karena terlalu banyak menampilkan adegan kekerasan. Namun Polri membantah pengiriman surat itu sebagai larangan. Tapi catatan buat pihak sensor yang perlu dikaji lebih jauh. Menanggapi surat itu, LSF telah melakukan pengguntingan sedemikian rupa. LSF mengklaim sang sutradara bisa memahami sensor itu. Tapi Richard mengaku kecewa dengan tindakan LSF. Richard mengakui film yang dibintangi antara lain Zack Lee, Baim, Sultan Djorghi, Ivan Gunawan, dan Indy Barends memang banyak mengandung adegan kekerasan. Namun Richard membandingkan dengan adegan kekerasan film-film luar yang ditayangkan di dalam negeri. "Kita bisa menyaksikan orang-orang bule, aktor-aktor Cina menggorok leher, menusuk, itu ada di tivi-tivi kita," ujar lelaki yang juga dikenal sebagai sutradara video klip ini. Sementara soal adegan Indy--yang dinilai Polri tak senonoh, Richard juga tak habis pikir. "Hanya melakukan goyangan pinggul gitu," ujar dia. "Sedangkan Inul si Ratu Ngebor, goyangannya bisa diterima".

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya