WNI Bawa Bahan Peledak Ditangkap di Brunei Paling Hits

Otoritas Bandara Bandara Seri Begawan, Brunei Darussalam menangkap WNI yang kedapatan membawa bahan peledak. Kabar itu terpopuler.

oleh Silvanus AlvinLuqman RimadiZainul Arifin diperbarui 07 Mei 2015, 08:06 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Bandara Bandara Seri Begawan, Brunei Darussalam menangkap WNI yang kedapatan membawa bahan peledak dan peluru. WNI asal Malang itu bernama Rustawi Tomo Kabul.

Kabar tersebut menjadi informasi paling hits sepanjang Rabu 6 Mei 2015. Selain itu ada kabar lainnya yang tak kalah menarik. Seperti tantangan Jokowi kepada Prabowo untuk bertarung di Pemilu 2019.

Berikut 5 berita paling hits yang dihimpun Liputan6.com, Kamis (7/5/2015):

1. WNI Bawa Bahan Peledak Ditangkap di Brunei

Rustawi Tomo Kabul, warga Pakis Kabupaten Malang, Jawa Timur, ditangkap otoritas bandara saat transit di Brunei dalam perjalanan umrah ke Arab Saudi.

Dalam perjalanan itu, Rustawi tidak sendiri. Dia bersama rombongan umrah lainnya dan menggunakan travel Al-Aqsa.

Pihak agen travel Al–Aqsa membenarkan bahwa Rustawi merupakan salah satu dari 53 orang yang berangkat umrah melalui Bandara Juanda, Situbondo, pada Sabtu 2 Mei lalu.
 
"Total ada 53 orang, 22 orang di antaranya berasal dari wilayah Malang. Rustawi berangkat bersama istrinya, Pantes Sastro Prajito," ungkap Susi, istri pemilik travel Al-Aqsa di kantornya, Kota Malang.

Selengkapnya.

2. RI Stop Kirim PRT ke Luar Negeri pada 2018

Pemerintah akan menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Utamanya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT).

"Memang kita ada rencana pada akhir 2018 untuk menghentikan TKI yang bekerja sebagai PRT, tapi TKI yang bekerja dalam hal formal tentu didorong, yang ingin dihentikan tentu itu pekerja yang bekerja sebagai PRT (pembantu rumah tangga), itu nantinya," kata ‎Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (6/5/2015).

Saat yang tepat untuk tidak lagi mengirim TKI ke luar negeri, jelas dia, adalah kala pertumbuhan ekonomi dalam negeri mencapai 7 persen per tahun. Ia memprediksi angka pertumbuhan ‎tersebut dapat dicapai dalam 2 atau 3 tahun mendatang.

Selengkapnya.

3. Saat Jokowi Tantang Prabowo 'Tarung' di 2019

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak kepada seluruh pihak yang berada dalam barisan Koalisi Merah Putih (KMP) maupun Koalisi Indonesia Hebat (KIH) untuk kembali bekerja dan tidak lagi sibuk dalam perbedaan pandangan politik ataupun ketidaksesuaian yang terjadi saat Pilpres 2014 lalu.

Jokowi berceletuk kepada para petinggi KMP, terutama Prabowo Subianto untuk kembali bertarung pada Pemilu Presiden (Pilpres) maupun Pemilu Legislatif (Pileg) pada periode mendatang.

"Nanti kalau mau tarung lagi, tarungnya 2019, ‎atau pilkada serentak. Tapi setelah itu, kerja lagi untuk bangsa dan negara," ucap Jokowi sembari diiringi tepuk tangan para kader PAN dan elite-elite politik yang menghadiri Rakernas PAN di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu 6 Mei 2015 malam.

Selengkapnya.

4. Obama Janjikan Rp 234 M Bagi Informan 4 'Biang' ISIS

Makin merajalelanya 'kiprah' kebrutalan ISIS membuat Presiden AS Barack Obama melakukan berbagai cara untuk memberangusnya. Setelah mengirimkan bala bantuan pasukan, kali ini suami Michele Obama itu menggelar sayembara untuk mencari 'biang' kelompok militan tersebut.

Dana hingga US$18 juta atau sekitar Rp 234 miliar itu sengaja digelontorkan, sebagai imbalan informasi yang dapat mengantarkan AS pada lokasi keberadaan 4 pemimpin senior ISIS.

"Melalui program Rewards for Justice, Departemen Luar Negeri (Deplu) AS akan membayar hingga US$7 juta sekitar Rp 91 miliar bagi informasi mengenai Abd al-Rahman Mustafa al-Qaduli. Lalu hingga US$5 juta setara Rp 65 milar, untuk informasi mengenai Abu Mohammed al-Adnani dan Tarkhan Tayumurazovich Batirashvili," ungkap Kementerian Luar Negeri AS seperti dikutip dari VOA News, Rabu (6/5/2015).

"Hingga US$3 juta sekitar Rp 39 miliar untuk informasi bagi Tariq Bin-al-Tahar Bin al Falih al-'Awni al-Harzi," tambah kementerian tersebut.

Selengkapnya.

5. Ahok Pecat Beberapa Anak Buahnya

Ombudsman memperingatkan Gubernur DKI Jakarta terkait beberapa permasalahan yang harus jadi perhatian Pemerintah Provinsi, salah satunya revitalisasi Pasar Hayam Wuruk Indah. Gubernur Ahok pun berterima kasih atas berbagai peringatan yang selama ini dilayangkan.
 
Meski begitu, Ahok diam-diam dia juga sudah menyiapkan langkah agar teguran tidak lagi dilayangkan Ombudsman. Dia tengah menata kembali anak buahnya yang dinilai kurang cakap dalam bekerja melayani masyarakat.

"Iya ini lagi beresin nih. Kita mau ada beberapa orang dipecat-pecatin," kata Ahok.

Selengkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya