Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengaku tengah melakukan penilaian terhadap kinerja jajaran direksi perusahaan BUMN.
Perusahaan-perusahaan BUMN yang dipantau adalah perusahaan yang hingga saat ini kinerjanya masih terus mengalami kerugian.
"Semua kita lakukan assessment (penilaian), biarpun assessment rada lama. Saya juga marahin deputi-deputi, mana ini assessment tidak selesai-selesai. Ini sudah enam bulan kok belum ada hasilnya," kata Rini di Kementerian BUMN, Kamis (7/5/2015).
Meski ada penilaian kinerja, lanjut Rini, bukan berarti nanti jajaran direksi perusahaan yang mengalami kerugian akan langsung diberhentikan.
Dia menjelaskan dalam hal penilaian, ada dua hal yang menjadi pertimbangan dia. Pertama, jika kerugian perusahaan diakibatkan faktor eksternal yang tidak bisa dikontrol oleh manajemen, itu patut dipertimbangkan.
Namun Rini memastikan bagi manajemen perusahaan yang tidak dapat membawa perusahaannya jauh lebih baik dan menjalani bisnis, di luar bisnis utamanya, dirinya tidak akan mengampuni.
"Seperti kemarin RNI sebetulnya salah satu core bisnisnya satu-satunya untuk pabrik gula. Ini belum termanajemen dengan baik, tapi malah ekspansi ke bisnis lain" tegas dia.
Seperti diketahui, Rini secara resmi telah memberhentikan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Ismed Hasan Putro per 5 Mei 2015. Hal itu dilakukan karena bagi Rini kinerja RNI di bawah pimpinan Ismed, kinerja RNI sangat buruk. (Yas/Ndw)
Energi & Tambang