Liputan6.com, Surabaya - Beragam cara dilakukan para siswa untuk merayakan hari terakhir pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang, Kamis (7/5/2015), suasana haru dan isak tangis menyelimuti saat puluhan siswa SMP Muhammadiyah 9 Surabaya bersama-sama bersujud sebagai ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta karena telah menyelesaikan soal UN.
Advertisement
Para siswa juga saling berpelukan antar sesama teman sebagai wujud rasa kebersamaan selama mengikuti proses belajar mengajar. Sebagai apresiasi kepada guru yang telah mendidik mereka, para pelajar melakukan aksi tanda tangan dan menulis harapan di atas kain spanduk putih.
Di Makassar, Sulawesi Selatan, hari terakhir UN SMP diwarnai aksi sosial. Siswa-siswi SMP Negeri 23 Makassar melepas seragam sekolah yang dikenakan untuk disumbangkan kepada panti asuhan dengan dikoordinir oleh para guru.
Pihak sekolah juga mewajibkan orang tua murid untuk datang menjemput guna mencegah siswa terlibat aksi coret-mencoret dan konvoi.
Meski demikian sebagian siswa di Makassar tetap membandel melakukan aksi konvoi jalan raya. Akibatnya polisi menangkap beberapa siswa yang tidak memiliki surat izin mengemudi karena berpotensi menimbulkan kecelakaan dan membahayakan orang lain.
Sementara di Semarang, Jawa Tengah, hari terakhir UN tidak disambut gembira para siswa karena UN dilaksanakan di tengah ancaman longsor Gunung Kelir yang berada tepat dibelakang sekolah.
Para siswa menjalani UN dengan rasa khawatir adanya longsor susulan. Karena sebulan lalu longsor telah merusak bangunan masjid dan parkir sekolah. (Nda/Yus)