Bursa AS Menguat Dipicu Kenaikan Saham Teknologi

Dalam sesi perdagangan ini, sembilan dari 10 sektor yang masuk indeks S&P 500 tercatat positif, dipimpin saham teknologi dan keuangan.

oleh Nurmayanti diperbarui 08 Mei 2015, 04:36 WIB
Bursa saham Amerika Serikat (AS) merosot di awal pekan ini didorong aksi jual di sektor saham energi karena harga minyak melemah.

Liputan6.com, New York - Bursa Amerika Serikat (AS) berakhir lebih tinggi pada penutupan Jumat (kamis) ini dipicu lonjakan saham teknologi dan kemungkinan kenaikan suku bunga global.

Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 82,08 poin atau 0,46 persen menjadi 17.924,06 poin. Indeks S & P 500 naik 7,85 poin atau 0,38 persen ke posisi 2.088 dan Nasdaq Composite bertambah 25,90 poin atau 0,53 persen menjadi 4.945,54 poin.

Kenaikan antara lain dipicu saham CBS Corp (CBS.N) mencapai hasil kuartalan pertama melebihi harapan, di mana sahamnya naik 1 persen.

Kemudian saham Alibaba melonjak 7,5 persen usai perusahaan e-commerce raksasa China ini melaporkan kenaikan yang lebih baik dari perkiraan pendapatan kuartalan. Demikian pula saham Yahoo berakhir naik 5,3 persen.

Dalam sesi perdagangan ini, sembilan dari 10 sektor yang masuk indeks S&P 500 tercatat positif, dipimpin saham teknologi dan keuangan.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran tercatat lebih rendah pada pekan lalu selama 15 tahun.

Angka ini dikatakan menjadi momentum positif dalam perekonomian, meski tidak begitu begitu besar memberikan harapan soal terjadinya kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve bisa dilakukan pada September.

Kenaikan suku bunga baru-baru ini telah mengkhawatirkan Wall Street meski kini menunjukkan tanda-tanda stabilisasi, sementara harga minyak ikut naik.

"Itu drastis, saat obligasi kurang baik konflik mempengaruhi harga minyak, ini membantu kami fokus pada saham," kata Art Hogan, Kepala Strategi Pasar Wunderlich Securities di New York.

Investor masih akan terus memantau rilis laporan gaji pada April yang keluar Jumat ini. Laporan ini akan menawarkan indikasi tentang kesehatan ekonomi dan berpotensi mempengaruhi ketika bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2006.

"Laporan ini akan menjadi penting  bagi kita untuk percaya Juni kembali ada potensi menaikkan suku bunga," kata Hogan.

Di sisi lain, harga minyak turun setelah sempat menyentuh posisi tertinggi pada 2015, yang mendorong indeks energi turun 1,1 persen sementara mengangkat saham maskapai. Volume perdagangan sekitar 6,9 miliar saham di bursa AS. Angka ini di bawah 7,1 miliar rata-rata harian selama lima sesi terakhir, menurut BATS Global Markets.(Nrm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya