Liputan6.com, Jakarta Humphrey Khoza (25) merasanya hidupnya sudah hancur. Kelaminnya yang sudah rusak itu membuatnya merasa tak layak untuk hidup. Ia sampai berusaha mengakhiri hidupnya hingga dua kali.
"Untuk apa saya hidup, saya pikir akan lebih baik jika saya meninggal," kata Khoza kepada African Eye News Service (AENS) dikutip dari TimeLive, Jumat (7/5/2015).
Advertisement
Pria dari Cork Village, Mpumalanga, diserang kekasihnya yang berusia 17 tahun pada 17 Januari dengan cairan asam. Saat itu Khoza sedang minum bersama teman-temannya.
Kekasih yang tak disebutkan namanya itu nekat menyiram kelamin Khoza sebagai bentuk balasan karena sudah menyebarkan video porno dirinya, yang diambil Khoza tanpa sepengetahuannya.
Khoza memang sudah dua kali mencoba bunuh diri, namun keduanya gagal. Pada percobaan yang pertama kalinya, ia terselamatkan karena anggota keluarganya melihat ketika ia mencoba menggantung diri. Dan pada usaha yang kedua, Khoza langsung dilarikan ke rumah sakit setelah minum obat dan detergen.
"Saya menjadi bahan ejekan keluarga dan tetangga saya karena (kelamin) tak akan bisa berfungsi lagi. Mereka mengatakan bahwa saya hanya pria dengan nama ketika saya tak bisa menunjukkan apa yang bisa dapatkan," ujarnya.
Khoza sebenarnya sudah menerima dengan kenyataan bahwa ia telah kehilangan aset berharganya tersebut. Tapi, ia tak pernah berpikir orang bakal mengejek-ngejek dirinya.
"Pada awalnya saya berpikir saya sudah menerima fakta bahwa kelamin saya tak berfungsi lagi, tapi ketika kenyataannya berbeda saya tak bisa menerimanya.
"Saya dipaksa pindah dari rumah orangtua saya dan hidup dengan bibi saya karena orang-orang di sekitar mengejek saya. Tapi ketika saya berada di rumah bibi juga mendapat komentar ejekan. Saya berkesimpulan harus mengakhiri hidup saya," ujarnya.
Psikoterapi Independen Michelle Furlong, yang berbasis di Pretoria, Afrika Selatan mengatakan Khoza membutuhkan konseling serius sebelum ia berhasil mengakhiri hidupnya.
Baca juga: