PAN: Reshuffle Kabinet, Kami Tak Minta Posisi Politik

Menurut Viva Yoga hal ini sesuai dengan platform partainya yang tetap mendukung kemajuan bangsa baik dari dalam maupun luar pemerintahan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 08 Mei 2015, 21:32 WIB
Menurut Viva Yoga hal ini sesuai dengan platform partainya yang tetap mendukung kemajuan bangsa baik dari dalam maupun luar pemerintahan.

Liputan6.com, Jakarta - Wacana reshuffle kabinet semakin menguat digaungkan. Partai Amanat Nasional (PAN) tidak melihat hal ini sebagai peluang untuk menaruh kadernya, meski Ketua Umum Zulkifli Hasan menegaskan akan mendukung pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Ketua Bapilu DPP PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan, partainya tidak pernah meminta jatah dan menerima jika ditawari oleh Presiden untuk mengisi kursi menteri yang kena reshuffle.

"Jangan ditafsirkan negatif soal kedekatan Ketum PAN, Bang Zulkifli Hasan dengan KIH (Koalisi Indonesia Hebat) dan Presiden Jokowi. PAN tidak meminta posisi politik. Tidak ada penawaran dan tidak ada permintaan dari PAN," ujar Viva Yoga melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat (8/5/2015).

Menurut Viva hal ini sesuai dengan platform partainya yang tetap mendukung kemajuan bangsa baik dari dalam maupun luar pemerintahan.

"Sesuai platform PAN, berada di dalam pemerintahan atau di luar pemerintahan, sama-sama mulianya, untuk perjuangan kemajuan bangsa," tutur Viva.

Dia menjelaskan, dalam hal mendukung pemerintah partainya sama sekali tidak meminta jatah kursi bagi kadernya di kabinet. Tetapi, hanya untuk mendorong pemerintah bekerja maksimal bagi kemajuan bangsa.

"Maksud PAN mendukung pemerintah adalah mendorong pemerintah bekerja maksimal untuk kemajuan bangsa dan kemakmuran rakyat. Jika pemerintah melenceng atau menyimpang, PAN akan melakukan kritik ke pemerintah secara konstruktif," pungkas Viva.

Wacana reshuffle pertama kali diembuskan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kepada para wartawan, JK menyampaikan ada beberapa menteri yang kinerjanya jauh dari yang diharapkan, sehingga reshuffle perlu dilakukan. Nantinya akan diisi kandidat yang benar-benar memiliki kemampuan di bidangnya.

"Ya karena banyak perlu peningkatan kinerja, tentu dibutuhkan orang-orang yang sesuai dengan kemampuannya," ucap JK pada Senin 4 Mei 2015.

Hanya saja mantan Ketua Umum Partai Golkar itu bungkam ketika ditanya menteri di bidang apa yang akan diganti atau di-reshuffle. Jumlah menteri yang akan diganti pun enggan diberitahu. (Han/Ans)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya