Liputan6.com, Jakarta - Intel Indonesia akan mengirimkan 12 pelajar untuk berkompetisi dalam Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2015 yang akan diselenggarakan di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat pada 10-15 Mei 2015.
Keduabelas pelajar tersebut adalah Regia Puspitasari dan Audie Awali (SMA Negri 10 Malang) dengan karya ilmiah berjudul Ramie Fiber as a Novel Green Electric Double Layer Capacitor Materials.
Advertisement
Kemudian Ni Nyoman Asmarani dan Ni Nyoman Shinta Prasista Sari (SMA Negri 3 Denpasar, Bali), dengan karya ilmiah berjudul A Paradise in Crisis: The Eroding Cultural Values in Balinese Villages. Luca Cada Lora dan Galih Ramadhan (SMA Negri 1 Surakarta) dengan karya ilmiah berjudul Packed VolcASH: An Inorganic Nature of Heavy Metals Adsorbent.
Lalu Hansen Hartono dan Shinta Dewi (SMA Katolik Gembala Baik Pontianak, Kalimantan) dengan karya ilmiah berjudul Bagasse-based activated carbon as efective adsorbent for heavy metal contamination from industrial activities (Case study: Gold mining area in Mandor river, Kalimantan Barat).
Serta I Dewa Ary Palguna dan I Kadek Sudiarsana (SMAN Bali Mandara Singaraja) dengan karya ilmiah berjudul The Motifs Development of Gringsing Sarong. Bayu Mahadika dan Rizki Kurniawan (SMA Negri 3 Semarang, Jawa Tengah) dengan karya ilmiah berjudul The production of eco ink based on leaves waste.
Intel ISEF sendiri adalah kompetisi sains internasional untuk pelajar terbesar dunia, menyediakan forum tahunan untuk lebih dari 1.700 siswa SMA dari lebih 75 negara dari seluruh dunia.
Pada acara ini, para inovator muda berbagi ide, memamerkan riset mutakhir, dan bersaing untuk memperebutkan lebih dari USD 5 juta dalam bentuk penghargaan dan beasiswa.
Director Public Affairs Intel Indonesia, Deva Rachman, menyampaikan bahwa Intel telah mendukung Intel ISEF sejak tahun 1997.
“Kami mendorong antusiasme generasi muda yang mempelajari matematika dan sains untuk berkontribusi pada masa depan dunia,” kata Deva melalui keterangan resminya, Sabtu (9/5/2015).
Setiap tahun, sekitar 7 juta pelajar SMA di seluruh dunia mengembangkan proyek-proyek riset orisinal dan mempresentasikan karya mereka di kompetisi sains lokal dengan harapan bisa mengikuti Intel ISEF.
Hanya yang terbaik dan paling cerdas yang diundang untuk berpartisipasi dalam perayaan ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika selama seminggu ini.
(isk/dew)