Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral China mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonominya dengan memangkas suku bunga acuan pinjaman sebesar 25 basis poin menjadi 5,1 persen. Indonesia mengalami nasib serupa dengan kondisi perekonomian yang melambat. Apakah kebijakan Bank Sentral China itu akan diikuti oleh Bank Indonesia (BI)?
Deputi Gubernur BI, Hendar mengungkapkan, penetapan soal menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) perlu dipertimbangkan secara matang melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG).
"Tidak bisa keputusan itu dilakukan tanpa asessment. China mungkin sudah melakukan asessment itu, jadi BI punya schedule yang dilakukan dalam RDG mendatang. Jadi tunggu saja ya," tegas dia ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (11/5/2015).
Sebelumnya, Bank Sentral China telah memangkas suku bunga acuan untuk pinjaman sebesar 25 basis poin menjadi 5,1 persen. Dengan pemangkasan yang dilakukan pada Mei 2015 ini, maka Bank Sentral China telah melakukan pemangkasan suku bunga acuan 3 kali terhitung sejak November 2014. Pemangkasan suku bunga acuan ini untuk mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut yang terkontraksi akibat perlambatan ekonomi global.
Selama ini, pertumbuhan ekonomi China selalu berada di level 10 persen. Namun akibat krisis global pertumbuhan ekonomi negara tirai bambu tersebut turun ke level 7 persen. Selain menurunkan suku bunga acuan untuk pinjaman, The People's Bank of China (PBOC) juga mengurangi suku bunga acuan untuk simpanan yang berjangka waktu satu tahun sebesar 25 basis poin menjadi 2,25 persen.
Penurunan patokan suku bunga simpanan ini akan berlangsung efektif pada 11 Mei 2015. Bank Sentral China menjelaskan, kedua kebijakan tersebut dikeluarkan untuk mendukung perkembangan ekonomi agar bisa tumbuh sehat. "Saat ini langkah restrukturisasi ekonomi domestik berjalan cukup baik namun tekanan yang dihadapi masih cukup besar," jelas Bank Sentral China.
Para ekonom menilai langkah yang dilakukan oleh Bank Sentral China tersebut sudah tepat dan memang harus dilakukan. Penurunan suku bunga acuan untuk pinjaman bisa meredakan angka kredit bermasalah sekaligus bisa mendorong peningkatan ekonomi yang pada kuartal I 2015 kemarin berada di level 7 persen, level terendah sejak 2009. (Fik/Gdn)
HEADLINE HARI INI
Geger Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar BPJS Kesehatan Fakir Miskin, Kok Bisa?
Ekonomi Melambat, RI Akan Tiru China Pangkas Suku Bunga?
Penetapan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) perlu dipertimbangkan secara matang melalui Rapat Dewan Gubernur.
diperbarui 11 Mei 2015, 15:23 WIBIlustrasi Bank Indonesia
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
3 Pemain Manchester United yang Sebaiknya Diparkir saat Menghadapi Liverpool
PPN 12 Persen Hanya Berlaku Kategori Barang dan Jasa Mewah, Penerapan dan Dampaknya?
Berlian Lombok, Kisah Kembalinya Warisan Sejarah dari Tanah Pengasingan
Kegembiraan Santri Garut usai Guru Ngajiyang Dituduh Melakukan Pengeroyokan Divonis Hukuman Percobaan
Turis Singapura Dilecehkan Saat Malam Tahun Baru di Braga Bandung, Pelaku Masih Diburu
350 Kata Bijak untuk Diri Sendiri yang Memotivasi dan Menginspirasi
Keluarga Minta Pelaku Penembakan Bos Rental Mobil di Rest Area Dihukum Berat
Tujuan LBB: Mewujudkan Perdamaian dan Keamanan Dunia
Demi Gelandang Finlandia, 2 Klub Papan Bawah Liga Inggris Saling Sikut di Bursa Transfer Januari 2025
Polda Sulut Beber Angka Kecelakaan Lalu Lintas Sepanjang Tahun 2024
Sinopsis Film Korea Escape di Vidio, Sajikan Perpaduan Thriller dan Aksi Menegangkan Lee Je Hoon
Hasil PLN Mobile Proliga 2025: Jakarta Electric PLN Terlalu Tangguh untuk Yogya Falcons