Liputan6.com, Los Angeles - Michael Morrisette seorang konsultan sebuah produk asal Los Angeles yang juga berprofesi sebagai visual designer terkejut, mendapati salah satu pesan di akun Facebook miliknya dari teman sekolahnya. Berisi sebuah permintaan maaf dari kesalahan 20 tahun lalu.
Seperti dilansir dari laman sunnyskyz.com Rabu (13/5/2015), Chad yang menjadi korban bully di masa sekolahnya menerima surat permintaan maaf dari salah seorang teman sekolahnya, yang menjadi pelaku bully.
Advertisement
Dalam pesannya, si teman mengaku tergerak untuk meminta maaf, karena pertanyaan sederhana dari anak gadisnya yang berusia 10 tahun "apakah pernah mem-bully seseorang?".
Morrisette kemudian memposting pesan permintaan maaf tersebut di halaman Facebooknya, dengan menambahkan sebuah catatan singkat.
"Selama masa (setingkat) SMP dan SMA aku adalah korban bully. Aku di-bully karena seorang gay (homo seksual). Aku di-bully karena menjadi minoritas. Itu mengerikan. Bahkan aku tak bisa berjalan sendiri menuju kelas, tanpa pengawasan orang dewasa atau seorang teman," tulis Morrisette.
Morrisette pun menuliskan bahwa ia telah memaafkan temannya tersebut.
Dengan memposting pesan tersebut, Morrisette berharap pesannya menjadi kekuatan bagi siapapun anak muda yang tengah berjuang melewati kasus bully. Juga untuk semua orang agar bertindak lebih baik dan tak melakukan bullying.
Berikut isi surat permintaan maaf dari teman sekolah Morrisette:
Hai Chad,
Baru-baru ini aku berbicara dengan putriku yang berusia 10 mengenai bully. Dia bertanya padaku apakah aku pernah membully seseorang, dan dengan sedih aku mengaku "ya".
Lalu apa yang terpikir dibenakku adalah betapa buruk dan jahatnya aku padamu saat masa sekolah (SMP). Aku ingin meminta maaf.
Jika kita tinggal ditempat yang sama, aku ingin meminta maaf langsung padamu. Aku tidak tahu apakah kau mengingatnya, tapi aku ingat, dan maafkan aku.
(Tnt)