Liputan6.com, Jakarta Sejumlah penelitian mengklaim kalau makanan cepat saji tak sehat. Pekan lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mengingatkan akan bahaya makanan ini karena memicu obesitas. Lantas seberapa bahaya makanan cepat saji bagi kesehatan?
Profesor Tim Spector dari King's College London mengatakan fakta mengerikan di balik makanan cepat saji. Menurutnya, makanan ini bisa membunuh bakteri yang membantu mencerna makanan di usus.
Advertisement
"Usus yang sehat biasanya memiliki 3.500 spesies bakteri dalam usus. Tapi setelah mengonsumsi makanan cepat saji, jumlah bakteri berkurang rata-rata menjadi 1.300 spesies," kata Spector, seperti dikutip Dailymail, Senin (11/5/2015).
"Mikroba (bakteri) tidak hanya penting untuk mencerna makanan, mereka juga mengontrol kalori yang kita makan dan menyediakan enzim penting dan vitamin. Sejumlah spesies bakteri tertentu dalam usus bahkan sama pentingnya dengan memangkas asupan lemak dan gula," terangnya.
Dia mengatakan, 15.000 tahun yang lalu nenek moyang kita secara teratur makan sekitar 150 bahan yang berbeda selama seminggu dan ini mendorong pertumbuhan berbagai jenis bakteri. Saat ini kebanyakan orang makan kurang dari 20 jenis makanan yang berbeda tapi yang dikonsumsi paling banyak adalah makanan olahan.
"Makanan siap saji berasal hanya dari empat bahan, jagung, kedelai, gandum atau daging. Pola makan ini justru memicu obesitas. Sayur yang digunakan pun telah diolah kembali," katanya.