Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksikan terus tertekan selama tiga tahun dan berpotensi menyentuh angka Rp 15 ribu. Meski demikian, pemerintah tak menyerah pada keadaan. Reformasi struktural dan fiskal menjadi kunci bagi Indonesia keluar dari depresiasi kurs rupiah berkepanjangan.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil di kantornya, Jakarta, Senin (11/5/2015). "Itu kata ekonom. Yang penting bagaimana kita memperbaiki perekonomian supaya kuat kembali dan memperbaiki struktur dalam negeri," ucap Sofyan.
Advertisement
Pemerintah, sambungnya pasrah pada kondisi global yang menyebabkan kurs rupiah terpuruk, seperti perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) sehingga dolar mengalami penguatan terhadap mata uang negara lain.
"Dolar menguat yang selama ini kita tidak bisa kontrol, ya tidak bisa lakukan apa-apa. Tapi apa yang bisa dikontrol akan kita perbaiki ekonomi supaya lebih menarik, di antaranya melindungi investor supaya penanaman modal masuk," ujar dia.
Contoh lain, tambah dia, yang dapat mengurangi tekanan rupiah yakni kebijakan Menteri Keuangan soal revisi pajak barang mewah untuk mendorong kemampuan konsumsi.
Pemerintah pun tengah merumuskan kebijakan lain, seperti produksi menggunakan bahan baku domestik 40 persen disebut produk lokal. Di samping itu, Deputi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Azhar Lubis menambahkan, pelemahan kurs rupiah akan terpengaruh apabila perusahaan lebih banyak menggunakan bahan baku impor dengan fokus penjualan di dalam negeri.
"Makanya perbanyak penggunaan bahan baku dalam negeri dan ekspor. Karena pelemahan rupiah akan lebih menguntungkan buat eksportir," tandas Azhar.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah melemah 5,52 persen dari level rupiah 12.434 pada 30 Desember 2014 menjadi 13.121 per dolar AS pada 8 Mei 2015.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, pada Senin 11 Mei 2015, menunjukkan rupiah menguat tipis dan masih berkutat di kisaran 13.100 per dolar AS. Pada perdagangan di awal pekan, rupiah berada di level 13.116 per dolar AS setelah akhir pekan lalu melemah cukup signifikan ke kisaran 13.177 per dolar AS.
Data valuta asing Bloomberg, juga menunjukkan penguatan tipis nilai tukar rupiah sebesar 0,05 persen ke level 13.114 per dolar AS. Nilai tukar rupiah sebelumnya juga dibuka menguat di level 13.082 per dolar AS. Tak bergerak signifikan, nilai tukar rupiah tercatat masih berkutat di kisaran 13.077-13.130 per dolar AS. (Fik/Ahm)