Liputan6.com, Jakarta - Dr Erica Mallery-Blythe, penasihat profesional pada kondisi medis yang berkaitan dengan radiasi frekuensi radio (RF) dan medan elektromagnetik lainnya (EMFs), melihat adanya peningkatan gejala tertentu akibat pemakaian perangkat gadget dan koneksi wireless (WiFi).
Beberapa diantaranya adalah sakit kepala, insomnia, kelelahan, dan palpitasi. Bahkan pada kondisi yang lebih serius, seperti tumor otak pada anak muda, sebabkan kemandulan (masalah kesuburan), serta penyakit saraf termasuk alzheimer dan autisme.
Advertisement
Salah satu kasus tersebut terjadi pada anak berusia 9 tahun dari keluarga asal Inggris, Jessica Lewis. Sepanjang musim gugur 2011, Jessica mulai mengeluh sakit kepala hebat setiap berada di sekolah.
Dia juga merasa terlalu lelah, ruam di kakinya dan orang tuanya mengatakan dia tampak letih setelah sekolah, terutama pada hari Senin. Dalam sebuah diskusi, para orangtua menduga bahwa anak-anaknya mengeluhkan gejala yang sama setelah menginstal Wi-Fi.
Meskipun masih belum ada bukti ilmiah antara penyakit dengan radiasi, tetapi Mallery-Blythe dan sejumlah praktisi prihatin dengan penelitian-penelitian yang menyoroti efek negatif dari koneksi WiFi.
Selama beberapa tahun terakhir, Wi-Fi, laptop, dan iPad telah menjadi semakin umum di ruang kelas. Mallery-Blythe mengatakan, ratusan orangtua telah meminta bantuan kepadanya, dengan apa yang mereka yakini sebagai penyakit dan masalah kesehatan yang disebabkan oleh EMF.
"Aku mengabaikannya. Kami tidak tahu apa-apa tentang Wi-Fi. Kami tidak berpikir sekolahnya memiliki itu," kata ayah Jessica, Paul Lewis, seperti dikutip dari laman Telegraph, Selasa (12/5/2015).
Kemudian, ia melihat sebuah router Wi-Fi dekat meja Jessica di kelas barunya. Ternyata, Senin adalah hari dimana seluruh kelas belajar dengan menggunakan laptop.
(isk/dhi)