Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah di awal pekan perdagangan saham dipicu kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi Yunani dan perlambatan ekonomi China.
Pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 85,94 poin (0,47 persen) menjadi 18.105,17. Indeks saham S&P 500 tergelincir 10,77 poin (0,51 persen) ke level 2.105,33. Penurunan indeks saham ini juga diikuti indeks saham Nasdaq merosot 9,98 poin (0,2 persen) menjadi 4.993,57.
Advertisement
Pelemahan indeks saham acuan di bursa saham AS didorong kekhawatiran investor terhadap Yunani. Investor pesimistis terhadap pertemuan menteri Keuangan Eropa yang membahas kesepakatan reformasi untuk Yunani soal pembayaran utangnya. Yunani membayar utang sekitar 750 juta euro atau sekitar US$ 836 juta kepada Dana Moneter Internasional/IMF.
Selain sentimen Yunani, investor juga fokus melihat perkembangan kondisi ekonomi China. Bank sentral China telah memangkas suku bunga ketiga kalinya dalam enam bulan yang diharapkan dorong pertumbuhan ekonomi.
"Mengingat tingkat kecemasan investor, aksi jual hari ini adalah wajar," tutur Michael Farr, President Farr, Miller & Washington, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (12/5/2015).
Pelemahan 10 sektor saham yang masuk di indeks S&P 500 juga menambah tekanan ke indeks saham. Sektor saham energi memimpin pelemahan dengan turun 2,05 persen yang didorong dari harga minyak kembali tertekan.
Sementara itu, saham Apple pun menjadi hambatan untuk kenaikan indeks saham Nasdaq. Saham Apple turun 1,02 persen dipicu sentimen pengiriman smartphone di China menyusut untuk pertama kalinya dalam enam tahun. Hal itu berdasarkan perusahaan riset IDC.
Sedangkan saham Rosetta Resource melonjak 27,19 persen setelah Noble Energy menyatakan akan membeli Rosetta Resources senilai US$ 2 miliar. Saham Noble turun 6,21 persen.
Adapun volume perdagangan saham di bursa saham AS mencapai 5,6 miliar saham. Angka ini di bawah rata-rata harian sekitar 6,8 miliar saham. (Ahm/)