Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tak kaget dengan isu perombakan kabinet (reshuffle) akibat perlambatan ekonomi Indonesia di kuartal I 2015 sebesar 4,71 persen. Sehingga dirinya siap dilengserkan dari jabatan apabila Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memutuskan hal tersebut.
"Menteri-menteri ekonomi selalu disalahkan kalau ekonomi buruk. Tapi saya bisa jelaskan kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia melemah," ucap Sofyan di kantornya, Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Advertisement
Menurut dia, ekonomi dunia sedang melambat, ditambah kondisi perekonomian Eropa yang masih lesu. Keadaan ini diperparah dengan pertumbuhan negatif sektor pertambangan akibat kebijakan hilirisasi dari pemerintah.
"Tapi saya siap jika di reshuffle, karena saya pernah jadi menteri lalu tidak, jadi menteri lagi. Menteri itu sebuah kehormatan, tapi semakin tinggi pohon, semakin kencang pula angin bertiup," kata Sofyan Djalil.
Sebelumnya, Badan Pusat Statisitik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2015 mencapai 4,71 persen secara tahunan (year on year/yoy), atau turun dibandingkan kuartal I 2014 sebesar 5,21 persen.
Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memastikan hanya Presiden Jokowi yang tahu menteri mana saja yang akan diganti. Bahkan pelaksanaan reshuffle juga hanya diketahui Jokowi.
"Yang menentukan reshuflle itu kapan, siapa, dan waktunya itu Presiden, bukan media. Media silakan bicara, tapi pada akhirnya yang memutuskannya Presiden," kata JK.
Terkait banyak pihak yang meminta agar segera dilakukan reshuffle, JK mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan dengan baik. Selain itu, mencari pengganti yang kompeten juga tidak mudah.
"Ya tentu banyak yang berbicara, tapi kan tentu Presiden akan mempertimbangkan waktunya, siapanya, mencari yang lebih baik kan tidak gampang juga," tegas JK. (Fik/Ahm)