Presiden Jokowi Minta SBY Berikan Penghargaan kepada Ruhut

Pelaksanaan Kongres IV Partai Demokrat dibuka setelah Presiden Jokowi tiba, yang disambut dengan lagu Indonesia Raya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 13 Mei 2015, 05:37 WIB
(Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Surabaya - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih, memberikan penghargaan kepada juru bicara partai Ruhut Sitompul.

"Pak SBY tolong Pak Ruhut diberikan penghargaan. Dia telepon saya 3 kali. Pertama waktu saya di Papua. Telepon lagi di Merauke. Terus telepon lagi waktu saya di Papua Nugini. SMS (pesan singkat) sekali," tutur Jokowi saat pidato pembukaan Kongres IV Partai Demokrat di Surabaya, Selasa 12 Mei 2015.

Presiden Jokowi bahkan membacakan pesan singkat Ruhut, walau pun tidak sama persis. "Kira-kira SMS-nya begini, maafkan aku Bapak Presiden, aku sebagai pendukung setiamu, mohon Bapak hadir di Kongres IV Demokrat," ucap Jokowi.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga banyak berbicara tentang pentingnya partai politik bagi negara. Karena itu, dirinya akan selalu menyempatkan hadir di setiap acara partai politik seperti acara muktamar, kongres partai, termasuk kongres Demokrat.

"Partai politik harus melindungi segenap bangsa, yang berdasarkan kemerdekaan. Partai politik akan sulit dicapai jika dilalui dengan arena kuasa. Oleh sebab itu, partai politik harus mampu menjadi tiang negeri yang kuat, kokoh, dan menjadi rumah bangsa," pungkas Jokowi.

Presiden Jokowi menghadiri Kongres IV Partai Demokrat yang berlangsung di Surabaya. Dia tiba sekitar pukul 19.30 WIB didampingi Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pelaksanaan kongres sendiri dibuka setelah Presiden Jokowi tiba, yang disambut dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Selain dihadiri Presiden Jokowi, Kongres IV Partai Demokrat juga dihadiri Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Ketua Umum PPP versi Muktamar Surabaya Romahurmuziy (Romi), Wasekjen DPP PDIP Erico Soetarduga, Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi, Ketua DPR RI Setya Novanto, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua DPD RI Irman Gusman, Ketua DPP Partai Nasdem Hasan Aminuddin.

Sindiran Gede Pasek Untuk SBY

Setelah menyatakan sikap tidak meneruskan sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat pada Kongres IV di Surabaya, Gede Pasek Suardika menyindir SBY karena terpilih secara aklamasi.

"Lebih baik mundur secara terhormat daripada terpilih tapi dengan cara tidak hormat," kata Pasek saat menggelar konferensi pers di Surabaya, Selasa 12 Mei 2015.

Pasek mengatakan, dirinya menyampaikan kritikan ini karena merasa haknya sebagai kader Demokrat telah 'dibegal', sehingga tidak bisa dipilih dan memilih dalam kongres.

"Selain itu, pemilihan ini tidak fair. Harusnya pemilihan ketua umum dilakukan secara tertutup. Dari bakal calon ke calon harus tertutup. Kemudian dari calon ke ketua umum juga harus tertutup, ini proses pemilihan yang fair. Tapi kenyataannya, kongres ini sudah di-setting, hanya menyodorkan calon tunggal," kata dia.

Pasek menghormati Marzuki Alie yang tadinya memutuskan mencalonkan diri, tiba-tiba menyatakan mundur. Karena butuh nyali lebih untuk berani mencalonkan diri. "Saya mundur bukan karena tak bernyali, tapi karena terkendali aturan yang sudah di-setting," sindir dia.

Pasek juga menilai, Kongres IV Partai Demokrat di Surabaya, merupakan kongres yang paling lemah standarisasi kepesertaannya dalam sejarah kongres partainya selama ini.

"Karena tata tertib kongres menyalahi aturan AD/ART partai. Ini aturan apa? Ini agak aneh. Ketika disuruh mendaftar sekarang, dikatakan kamu tidak punya dukungan, kamu penghianat, kamu merusak demokrasi. Yang merusak itu siapa? Ini kan aneh, kompetisi belum dilakukan sudah diputuskan," kata dia.

Kendati Pasek tetap menghargai terpilihnya SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2015 sampai 2020. "Jadi saya ucapkan selamat kepada guru politik saya, SBY yang sudah pasti terpilih sebagai ketua umum," pungkas Pasek. (Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya