Masih Dalam Kajian, Pertalite Batal Meluncur Mei 2015

Kehadiran Pertalite bisa menjadi pelengkap produk BBM di Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Mei 2015, 10:58 WIB
Ilustrasi Pertalite

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berencana meluncurkan produk bahan bakar minyak (BBM) terbaru dengan nama Pertalite pada Mei 2015. Namun rencana tersebut terpaksa molor dari jadwal karena beberapa alasan.  Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini membeberkan penyebab belum juga Pertalite hadir di pasaran.

‎Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengungkapkan, Pertalite masih dalam tahap kajian, bukan saja dari sisi uji laboratorium tapi juga uji lapangan dan sebagainya. Perizinan, lanjutnya, menjadi tahap penting yang harus dilalui Pertamina sebelum meluncurkan varian anyar BBM tersebut.

"Tentu saja kami butuh waktu sosialisasi termasuk kepada stakeholder, diantaranya parlemen dan pemerintah untuk melihat dampaknya terhadap perekonomian nasional. Kalau sudah semuanya, baru kami sampaikan ke masyarakat," terang dia saat berbincang dengan wartawan di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (13/5/2015).

Sebelumnya, Direkur Eksekutif Indonesia Resources Studies (Iress), Marwan Batubara mengatakan, Pertalite yang dijual tanpa subsidi baik untuk kepentingan strategi pemasaran korporasi, karena produk yang dijual Pertamina akan bertambah.

"Saya kira dalam strategi bisnis bagus. Itukan barang non subsidi secara korporasi dianggap menguntungkan oleh Pertamina, mestinya ga ada masalah," kata Marwan, saat berbincang dengan Liputan6.com.

Marwan mengingatkan, untuk mengelontorkan produk BBM dengan kandungan Research Octane Number (RON) 90 tersebut, Pertamina harus berkordinasi terlebih dahulu dengan pemerintah. Pasalnya, BBM merupakan produk strategis yang menyangkut kehidupan masyarakat luas.

"Jadi kalau bicara mengenai implementasi rencana program baru mestinya secara internal perusahaan pembahasan dilakukan dengan komisaris. Jadi direkti pertamia tidak ujug-ujug merilis. Ini program strategis jangka panjang, jadi direksi jangan bertindak sendiri tanpa meminta persetujuan dari komisaris," paparnya.

Direktur Jenderla Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja menambahkan, kehadiran Pertalite bisa menjadi pelengkap produk BBM di Indonesia. Karena Pertalite berada di tengah antara Premium dengan kadar RON 88 dan Pertamax dengan kadar RON 92. "Adanya varian baru di tengah Pertamax dan Premium cukup bagus," ungkapnya.

Wiratmaja, meski Pertalite telah diluncurkan, Pemerintah dan Pertamina tidak akan mengurangi bahkan menghapus penyaluran Premium, karena Pertalite hanya akan menjadi varian BBM baru, bukan pengganti Premium. "Premium tetap akan disediakan Pertamina, setelah izinnya keluar, maka ini menjadi varian baru," tuturnya. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya