AS Tak Segan Pakai Kekuatan Militer untuk Basmi Hacker

Tindakan tegas terhadap aksi kejahatan dunia maya dinilai penting mengingat kompleksnya motif dan tujuan para hacker.

oleh Adhi Maulana diperbarui 13 Mei 2015, 12:50 WIB
Militer Inggris juga ikut serta, seolah menunjukkan kesolidan Barat di hadapan Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menemukan fakta bahwa kini semakin banyak hacker yang menawarkan jasa peretasan (hacking) melalui situs-situs yang beredar di area deep web. Kepala Komando Militer Cyber AS, Laksamana Michael Rogers menilai kondisi itu cukup meresahkan dan diperlukan penanganan serius.

Namun ia juga menyadari bahwa pembredelan situs di area deep web tidaklah mudah. Berbicara di Universitas George Washington, Rogers mengatakan bahwa pihaknya telah mengembangkan berbagai cara untuk mencegah tindakan ilegal hacker tersebut.

"Kami sedang berusaha memastikan bahwa para hacker tahu bahwa tindakan mereka (menjajakan jasa peretasan secara online) adalah ilegal, dan tahu apa konsekuensi yang akan dihadapi," ujar Rogers seperti yang dikutip dari laman Security Week, Rabu (13/5/2015).

Rogers bahkan dengan tegas menyebutkan bahwa pemerintah AS tak segan untuk memberdayakan kekuatan militer konvensional untuk mencegah aksi merugikan hacker.

"Ini bagian dari strategi kami. Karena lawan datang dari dunia maya, bukan berarti kita hanya harus melawannya di dunia maya. Kami yakin kekautan militer konvensional juga dapat berperan di lini kriminalitas cyber," ungkapnya.

Tindakan tegas terhadap aksi kejahatan dunia maya dinilai penting oleh Rogers mengingat kompleksnya motif dan tujuan yang dimiliki para hacker. Aksi yang dilakukan hacker bisa saja sekedar vandalisme belaka, atau bahkan bisa saja dilakukan oleh penjahat teroganisir, atau bermuatan terorisme yang membahayakan stabilitas negara dan dunia.

Rogers menyebutkan jika kini kebijakan pemerintah AS terkait aksi kejahatan cyber masih dalam proses pengembangan. Tentunya regulasi yang dihasilkan nanti akan sejalan dengan perkembangan aksi kejahatan cyber yang kian mengkhawatirkan.

(dhi/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya