Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) secara resmi mulai menghentikan kegiatan operasi anak usahanya, PT Pertamina Energy Trading Limited atau Petral. Langkah selanjutnya dilakukan proses likuidasi secara bertahap hingga April 2016.
Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Arif Budiman sebagai langkah pertama dari proses likuidasi tersebut, pihaknya telah mengamankan aset milik Petral dan anak usahanya senilai US$ 2 miliar. Aset tersebut akan menjadi milik Pertamina sepenuhnya.
Advertisement
"Total aset sekitar US$ 2 miliar. Itu piutang dagang, yang sebetulnya aset Pertamina juga," ujar Arif dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2015).
Dia menjelaskan, jumlah tersebut berasal dari Petral serta dua anak usahanya yaitu Pertamina Energy Services (PES) dan Zambesi. Aset dari Petral berjumlah US$ 300 juta yang sebagian besar dalam bentuk kas serta kapal yang berada di Zambesi sekira US$ 13 juta. "Jadi kalau total itu asetnya US$ 2 miliar," lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan, selain mengambil alih aset, Pertamina juga akan memindahkan kegiatan operasional sementara Petral ke Indonesia hingga proses likuidasi selesai. Sedangkan untuk kontrak-kontrak dagang yang telah dibuat oleh Petral, seluruhnya akan diambil alih oleh Pertamina.
"Kantor yang di Singapura dan Hongkong ditutup. Untuk kontrak-kontrak juga kita ambil alih. Kalau ada yang perlu direnegosiasi, jika memungkinkan akan kita renegosiasi," kata Dwi. (Dny/Ahm)