Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan dukungannya terhadap langkah Pertamina yang menjalin kerjasama dengan tiga bank BUMN untuk fasilitas lindung nilai atau hedging.
Dia mengatakan, hal ini sangat penting dilakukan oleh Pertamina karena nilai impor minyak dan peralatan sangat besar.
Advertisement
"Kami mendukung penuh terjadinya transaksi lindung nilai pada bank BUMN. Saya memahami tekanan yang dialami Pertamina akan kebutuhan valas terkait impor minyak, impor peralatan di sektor hulu, dan hutang-hutang global bond Pertamina. Tentu tidak mudah dengan dinamika nilai tukar yang ada sekarang ini," ujar Bambang di Kantor Bank Indonesia (BI), Jakarta, Rabu (13/5/2015).
Bambang mengungkapkan, langkah ini menyusul apa yang dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sudah melakukan hedging terlebih dahulu. Hal tersebut diharapkan memberikan pengaruh baik bagi APBN.
"PT PLN sudah terlebih dahulu tanda tangan, sekarang Pertamina. Untuk pengelolaan keuangan negara ini penting karena dua BUMN ini sangat mempengaruhi pada kelancaran APBN kita," lanjutnya.
Namun, dia menilai kebutuhan akan hedging saat ini telah menurun. Hal tersebut lantaran pemerintah sudah berhasil mengurangi subsidi pada BBM yang selama ini masih banyak diimpor oleh Indonesia.
"Kebutuhan hedging sudah menurun, kalau dulu saat subsidi BBM masih ada di APBN, hedging ini sangat dibutuhkan. Sekarang subsidi BBM sudah tidak jadi variabel lagi, sekarang tinggal bunga utang. Nanti kita bicarakan dengan BPK," kata Bambang.
Meski demikian, Bambang berharap dengan melakukan hedging, akan memberikan keuntungan bagi perusahaan-perusahaan BUMN. "Ini akan membantu kurangi over leverage perusahaan-perusahaan Indonesia. Syukur-syukur bisa tambah modal bagi perusahaan," ujar Bambang. (Dny/Ahm)