Liputan6.com, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak angka surplus US$ 454,4 juta pada April 2015. Surplus tersebut berasal dari realisasi nilai ekspor yang lebih tinggi sebesar US$ 13,08 miliar dibandingkan kinerja impor di bulan keempat kemarin yang senilai US$ 12,63 miliar.
Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan, ekspor April 2015 sebesar US$ 13,08 miliar atau turun 4,04 persen dibanding Maret 2015 karena faktor perbedaan hari perdagangan. Sementara impor mengalami kenaikan 0,16 persen dari kinerja Maret lalu menjadi US$ 12,63 miliar.
"Jadi ada surplus US$ 454,4 juta pada neraca perdagangan April ini. Masih ada defisit migas di bulan keempat ini US$ 877,9 juta karena defisit minyak mentah US$ 339 juta, hasil minyak US$ 1,12 miliar, sedangkan gas surplus US$ 583,4 juta," ungkap dia saat Konferensi Pers Neraca Perdagangan di kantornya, Jakarta, Jumat (15/5/2015).
Secara akumulasi sepanjang Januari-April ini, kata Sasmito, terjadi surplus US$ 2,77 miliar dengan realisasi ekspor US$ 52,14 miliar dan US$ 49,36 miliar untuk impor pada empat bulan pertama 2015. Dengan begitu, Sasmito mengakui bahwa Indonesia mempunyai tabungan devisa cukup lumayan, sehingga diharapkan devisa itu bertambah di bulan berikutnya.
Diamati lebih jauh, kinerja ekspor bulan keempat ini turun 8,46 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 14,29 miliar. Harga migas terjun bebas sehingga ekspor migas anjlok 26,68 persen secara nilai menjadi US$ 1,46 miliar pada April ini. Sedangkan ekspor non migas merosot 0,17 persen menjadi US$ 11,63 miliar.
Sedangkan melihat kinerja impor yang meningkat secara bulanan, terjadi akibat kenaikan impor migas sebesar 3 persen dan impor non migas turun 0,46 persen. Secara tahunan (year on year) dibanding April 2014, kinerja impor migas Indonesia bulan keempat 2015 mengalami penurunan 22,31 persen menjadi US$ 16,26 miliar karena harga minyak yang melorot.
Realisasi neraca perdagangan tersebut sesuai dengan perkiraan para mengamat. Ekonom dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih menjelaskan, secara year on year, kinerja ekspor Indonesia terkontraksi negatif 6,4 persen dan impor merosot minus 18,5 persen.
"Masih ada surplus untuk neraca perdagangan April ini US$ 135,8 juta. Impor bulanan sudah naik, tapi impor tahunan masih turun, sedangkan ekspor turun karena harga CPO anjlok pada April 2015," ucap dia saat berbincang dengan Liputan6.com.
Dihubungi terpisah, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati mengatakan hal senada. Dia memproyeksikan Indonesia masih akan mendulang surplus pada neraca perdagangan bulan keempat ini. "Surplusnya lebih rendah dibanding Maret lalu," ujarnya. (Fik/Gdn)
Neraca Perdagangan RI Suplus US$ 454,4 Juta pada April 2015
Sepanjang Januari-April 2015,terjadi surplus US$ 2,77 miliar dengan realisasi ekspor US$ 52,14 miliar dan US$ 49,36 miliar untuk impor.
diperbarui 15 Mei 2015, 09:50 WIBAdvertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
350 Quote Tentang Air yang Menyejukkan Jiwa, Bijak dan Menenangkan
Ragam Hoaks yang Dikaitkan dengan MUI, Simak Daftarnya
Hasil Quick Count Pilkada Kalteng 2024, Dua Paslon Bersaing Ketat
VIDEO: Kali Cisadane Meluap, Ratusan Rumah di Teluknaga Terendam Banjir
Usai Pengumuman Daftar Peserta hingga Tempat Seleksi PPPK 2024 Periode Pertama, Apa Tahap Selanjutnya?
7 Resep Sambal Terong Lezat dan Praktis untuk Menu Sehari-hari
Kunci Sholat Khusyuk Menurut Syekh Ali Jaber, Ketenangan Membawa Nikmat
Alasan Yoo Yeon Seok Terima Peran di Drakor When the Phone Rings: Kayak Ngupas Bawang
Cara Memasak Cumi Asin yang Lezat dan Tidak Alot
Apa Itu Prodi dan Jurusan: Panduan Lengkap untuk Calon Mahasiswa
Menteri Israel Ini Sebut Negaranya Harus Kurangi Separuh Populasi Gaza
Partisipasi Publik Pilkada Jakarta Hanya 58%, Keraguan Pemilih Muda Dinilai Penyebabnya