Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 16 warga negara Indonesia atau WNI dikabarkan tak bisa balik dari Kamboja. Awalnya, 16 orang tersebut diduga disandera. Namun Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu Lalu Muhamad Iqbal membantah dugaan tersebut dan menjelaskan mereka tak bisa pulang karena urusan bisnis.
Terkait hal itu, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menduga 16 orang tersebut merupakan korban human trafficking atau perdagangan manusia.
"Kemungkinan mereka korban trafficking (perdagangan manusia). Kalau benar tentu orang-orang yang melakukannya kita akan proses. Ini kan melarikan diri (pelaku). Karena itu kita akan koordinasikan dulu," ujar Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (15/5/2015).
Saat ditanya maksud dan tujuan koordinasi, Badrodin menegaskan bahwa Polri telah bekerja sama dengan Kepolisian Kamboja terkait masalah ini.
"Pastilah (kita sudah bekerja sama). Sampai saat ini kita bekerja sama dengan pihak aparat sana," jelas Badrodin.
Kejadian tersebut berawal saat 16 warga Kabupaten Kepulauan Meranti itu dibawa JS ke Kamboja pada Maret 2015. Mereka berangkat dari Batam, Kepulauan Riau ke Singapura, lalu melanjutkan ke Kamboja.
Sebulan bekerja di perusahaan judi yang terletak di pedalaman Kamboja, warga Meranti tersebut tidak betah dan ingin pulang ke Indonesia. Namun JS diduga melarikan uang Rp 2,1 miliar dari perusahaan judi, sehingga 16 warga Meranti yang bekerja di perusahaan tersebut sampai saat ini tidak diizinkan pulang. (Ans)
Kapolri: 16 WNI di Kamboja Kemungkinan Korban Perdagangan Manusia
Polri telah bekerja sama dengan Kepolisian Kamboja terkait masalah yang dihadapi 16 WNI tersebut.
diperbarui 16 Mei 2015, 05:42 WIBKapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tarif Normal Tol Terpeka Kembali Berlaku, Berikut Daftar Tarif Terbaru
Pria di Lampung Nekat Curi Uang Rp30 Juta dari Tante untuk Sewa 9 PSK
Ciri Kanker Paru: Deteksi Dini dan Penanganan yang Tepat
Pengangguran Bertambah, Mantan Bos OJK Sebut Indonesia Tak Bisa Dongkrak Rasio Pajak
Antisipasi Bencana, Kantor SAR Jakarta Gelar Latihan Gabungan Mulai Basarnas hingga Pengelola Gedung
Saat Mudik Nataru 2024/2025, 6,54 Juta Orang Diprediksi Gunakan Bus
Rilis 206 Lagu Sejak 2020 hingga 2024, Ini Perjalanan Musik Alex Kuple Bassist Nugie dan Alv Band yang Punya Jam Terbang Tinggi
Kejati Jakarta Geledah Kantor Dinas Kebudayaan, Ratusan Stempel Palsu Disita
3 Pesilat Indonesia Beri Pelatihan Pencak Silat Sumatera di Suriname
Resmi Beroperasi Komersial, SPAM Regional Jatiluhur I Suplai 1,9 Juta Air Minum
Cara Menghitung Usia Kehamilan: Panduan Lengkap untuk Calon Ibu
Kemudahan Akses Pinjol dan Paylater Bikin Generasi Muda Boros