Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyambut baik pencairan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 mulai Mei ini. Dengan begitu, program revitalisasi dan pembangunan 5.000 pasar tradisional siap dimulai.
Menteri Perdagangan (Mendag), Rachmat Gobel mengaku, pemerintah Jokowi berkomitmen membangun dan membenahi 5.000 pasar tradisional di seluruh Indonesia selama lima tahun ke depan.
Advertisement
"APBN sudah turun, jadi saya dan Eselon I Kemendag mulai mempersiapkan langkah pembangunan pasar baru dan revitalisasi," ujar dia saat acara Forum Senator Ekonomi Kerakyatan di Jakarta, Minggu (17/5/2015).
Meski anggaran sudah cair, sambungnya, Kemendag tidak serampangan membangun dan membenahi pasar tradisional. Pasar, dinilai dia, bukan saja sekadar membangun pasar baru, tapi perlu diperhatikan manajemennya.
"Tapi saya tanya kepada masing-masing Eselon, tujuan atau goal-nya. Jangan sampai juga, pasar sudah terbangun tapi tidak ada pedagangnya," kata Rachmat.
Dia mengakui ada masalah manajemen di seluruh pasar tradisional Indonesia. Sebagai contoh, Rachmat menuturkan ada penurunan penjualan produk di Pasar Sukowati, Bali. Bukan saja tergilas karena kalah persaingan dengan pasar modern, namun kurangnya fasilitas yang tidak mampu dipenuhi pasar tradisional.
"Ada yang bilang, karena di pasar modern disediakan refleksi, parkir dan sebagainya. Sedangkan di Pasar Sukowati tidak ada, sehingga para supir travel tidak membawa turis ke sana. Jadi ini persoalan ada di manajemennya," kata Rachmat.
Rachmat berambisi, ingin membangun dan merevitalisasi pasar tradisional di Indonesia dengan fasilitas lengkap serta manajemen apik. "Mau bangun pasar yang ada tempat menyusuinya, cold storage, ada informasi sistemnya. Jadi kalau ada kelebihan stok di pasar satu bisa dikirim ke pasar lain yang tidak punya stok," tegas dia.
Selain itu, Rachmat menambahkan, akan mengatur distribusi barang, manajemen bagus, kebersihan pasar terjaga dengan baik, ada fasilitas untuk mengukur timbangan barang sampai mengevaluasi listrik supaya mencegah kebakaran di pasar tradisional. "Kami sudah bicara dengan PLN, karena banyak kasus kebakaran karena terjadinya konslet," pungkasnya. (Fik/Ahm)
Baca Juga