Liputan6.com, Beijing - Sebelum menjadi salah satu miliarder terkaya di dunia seperti sekarang, Richard Liu menghadapi berbagai kegagalan menyakitkan sepanjang perjalanan bisnisnya.
Kegagalan ternyata tak menghentikan berbagai upayanya dan dia menjadikan kejujuran sebagai modal utama mencapai kesuksesannya sekarang.
Melansir laman Ibnlive.com, Senin (18/5/2015), saat masih sekolah, Richard memulai bisnis restoran di Beijing dan tak lama kemudian bangkrut. Richard menyalahkan sejumlah karyawan yang dituding telah mencuri darinya.
Richard mengatakan, berbagai pengalaman menyakitkan dalam berbisnis restoran memberikan pelajaran berharga soal kejujuran dalam memutar roda bisnis.
"Seorang karyawan membeli barang seharga 2 yuan dan mengaku membayar 4 yuan pada saya. Kasir dan karyawan lain di restoran saya dulu senang mencuri uang," dia berkisah.
Dia kemudian memulai bisnis baru dengan membuka toko elektronik pada 1998. Dia menekankan kejujuran pada seluruh karyawannya.
Setelah melihat beberapa toko lain menjual di atas harga standar dan meloloskan barang tiruan, dia bertekad hanya menjual barang asli. "Saya merasa ini merupakan peluang untuk mendirikan bisnis jenis baru," kata Richard.
Dia menerangkan, tokonya menjadi yang pertama sebagai pengguna price tag untuk menghindari penipuan terhadap para konsumen.
Advertisement
Setelah itu, Richard mulai mendirikan bisnis online pada 2003 dan memperluas bisnisnya dengan menjual perlengkapan rumah tangga, pakaian dan barang lain.
Fokus pada realita, yang membantunya membesarkan JD.com, perusahaan retailer langsung terbesar di China. JD.com merupakan solusi luar biasa bagi para konsumen di China yang telah mengalami sejumlah penipuan barang saat membeli barang secara online.
JD.com beroperasi seperti pusat perbelanjaan, membeli barang dari pemasok dan menjualnya kembali pada para konsumen secara online. (Sis/Nrm)
Baca Juga