Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-3 RI BJ Habibie berbeda pandangan dengan Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno terkait utusan daerah. Try Sutrisno sebelumnya mengatakan utusan daerah seharusnya tidak dikenal di Indonesia, tapi hal itu dibantah oleh Habibie.
"Kenapa ada utusan daerah. Utusan daerah itu ada karena banyak daerah di bumi Indonesia, hasilnya banyak tapi orangnya miskin. Kan lucu, tapi itu tidak lucu, itu fakta," kata Habibie dengan nada tinggi di hadapan seribu peserta dalam acara 'Supermentor 6: Leaders' di Gedung Jakarta Theater XXI, Jakarta, Minggu (17/5/2015).
Kehadiran utusan daerah atau lebih dikenal sebagai Dewan Perwakilan Daerah (DPD), lanjut Habibie, bukanlah mengikuti struktur kelembagaan seperti di Amerika Serikat. Kehadiran DPD dibutuhkan untuk mengimbangi perbedaan antara pusat dan daerah.
"Tiap provinsi diberikan jatah 4. Itu dipilih langsung, sehingga utusan daerah itu dalam DPD pikirkan kepentingan daerah. Itu untuk imbangi, bukan ikut Amerika. Ngapain kita ikut siapa? Kita laksanakan berdasarkan keyakinan," tegas Habibie.
Try Sutrisno sebelumnya mengatakan, keberadaan DPD seharusnya tidak ada karena mengikuti gaya negara federal.
"Saya ingatkan juga Pak Irman (Ketua DPD), kita tak kenal Dewan Perwakilan Daerah, itu Amerika di sana negara federal. Kita tak ada. Indonesia adalah NKRI. Oleh karena itu, yang di MPR, utusan daerah, jadi Pak Irman tinggalkan kata dewan saja," tandas Try Sutrisno di acara yang sama.
Acara 'Supermentor 6: Leaders' dihadiri 3 tokoh nasional yang pernah menjadi pemimpin Indonesia. Mereka adalah Try Sutrisno, BJ Habibie, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain itu hadir pula Presiden pertama Timor Leste (2002-2007) Xanana Gusmao. Keempatnya menjadi pembicara utama dalam acara ini.
Di samping keempatnya, hadir pula tokoh nasional Indonesia lainnya. Di antaranya Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan Ketua DPD RI Irman Gusman. (Ans)
Advertisement