Liputan6.com, Jakarta - Menjadi seorang bos di satu perusahaan besar dituntut untuk bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dengan hubungan pribadi. Baik hubungan dengan keluarga maupun dengan pegawai.
Namun kenyataannya, banyak bos seakan hanya peduli dengan kinerja kerja anak buahnya. Salah satunya, Elon Musk yang ternyata menjadi Chief Executive Officer (CEO) pertama yang disebut sangat keras kepada karyawan terutama berkaitan dengan keluarga.
Advertisement
Artikel ini pun menuai perhatian pembaca Liputan6.com. Berikut daftar lengkap berita paling dicari, Senin (18/5/2015):
1. Ini 5 Bos yang Dituduh Anti Keluarga
Elon Musk ternyata bukan Chief Executive Officer (CEO) pertama yang disebut sangat keras kepada karyawan terutama berkaitan dengan keluarga.
Menurut biografi terbaru Elon Musk: Tesla, SpaceX ant The Quest for a Fantastic Future yang ditulis oleh Ashlee Vance, karyawan kecewa dengan sikap Musk terhadap karyawan yang tak hadiri acara kantor untuk menghadiri kelahiran anaknya.
2. Ini Klarifikasi Mendag Soal "Skandal Milan"
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) merespons pemberitaan yang menyebut skandal World Expo Milan dibalik meninggalnya aktor kawakan, Didi Petet. Kemendag membantah pendirian Paviliun Indonesia di pameran internasional itu gagal total.
Menteri Perdagangan (Mendag), Rachmat Gobel menegaskan persoalan World Expo Milan dan segala yang menyangkut soal pendanaan kepada Event Organizer (EO) milik almarhum Didi Petet bukan merupakan masalah besar.
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) kecewa dengan lambannya kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) untuk memberantas praktik mafia beras atau mafia pangan di Indonesia. Hal ini menyusul kabar seorang mantan Menteri Pertanian (Mentan) yang dituding sebagai mafia beras.
Sekretaris Jenderal APPSI, Ngadiran mengaku kesal dengan mantan pejabat tinggi negara yang kurang memperhatikan kepentingan rakyat. Selepas pensiun, justru memanfaatkan kelemahan petani, Bulog dan pemerintah untuk menguasai jalur distribusi beras.
4. Uang Rakyat Rp 1.500 Triliun Tersedot Buat Selamatkan Ekonomi RI
DPD RI menyebut pemerintah harus mengorbankan rakyat untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia dari krisis pada 1998. Tak kurang dari Rp 1.500 triliun uang rakyat yang digelontorkan supaya ekonomi kembali terdongkrak.
Ketua DPD, Irman Gusman mengungkapkan, perekonomian bangsa ini kolaps atau krisis pada 1998 karena hanya ditopang pertumbuhan ekonomi yang terfokus pada wilayah-wilayah tertentu atau kota besar di Indonesia.
5. Negara Ini Masih Pemegang Terbesar Surat Utang AS
China kembali sebagai kreditur asing terbesar Amerika Serikat (AS) pada Maret 2015 . Hal itu berdasarkan data pemerintah AS yang dirilis pada Jumat 15 Mei 2015.
China memegang US treasury atau surat utang pemerintah AS sekitar US$ 1.261 triliun pada Maret 2015. Angka ini terbesar sejak September, dan jumlahnya meningkat dari periode Februari 2015 di kisaran US$ 1.224 triliun. Demikian mengutip dari laman CNBC, Minggu (17/5/2015).(Nrm/Igw)