Terserang DBD, Siswi SD di Bogor Jalani UN di Rumah Sakit

Herlina berharap anaknya bisa terus mengikuti UN hingga selesai.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 18 Mei 2015, 10:46 WIB
Siswi SD di Bogor ikut Ujian Nasional di rumah sakit (Liputan6.com/Bima Firmansyah)

Liputan6.com, Bogor - Dengan tangan diiinfus dan kondisi fisik yang masih lemah, Hanum Khaleda terlihat serius mengerjakan soal Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Bahasa Indonesia yang digelar serentak hari ini.

Siswi kelas VI SDN Bantarjati 9 Kota Bogor, Jawa Barat, tersebut terpaksa mengikuti UN dalam kondisi seperti itu karena tengah dirawat di rumah sakit. Hanum masuk RS Mulia Kota Bogor sejak Rabu 13 Mei 2015.

Ia dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami demam tinggi. Berdasarkan hasil diagnosa dokter, murid SD itu ternyata terserang demam berdarah dengue (DBD).

"Trombosit darahnya menurun sampai 156 waktu pertama kali ke rumah sakit, namun sekarang sudah membaik lagi. Namun badannya masih lemah," ungkap ibunya, Herlina, di RS Mulia, Senin (18/5/2015).

Herlina berharap anaknya bisa terus mengikuti UN hingga selesai. Apalagi Hanum bersikeras ingin mengikuti UN. "Saya berterima kasih kepada Dinas Pendidikan karena sudah memfasilitasi anak saya bisa ujian," jelas dia.

Ketua komite sekolah SDN Bantarjati 9 Syaiful Apriyadi mengatakan, kondisi seperti Hanum memang sesuatu yang tidak disengaja. Untuk itu pihak sekolah mendukung Hanum untuk bisa mendapatkan hak pendidikannya.

"Ia (Hanum) sudah mengikuti try out 1 sampai 3 dan Alhamdulilah hasilnya bagus. Tapi kena demam berdarah akhirnya Hanum harus ikut UN di rumah sakit," jelas Syaiful.

Dia menambahkan, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan supaya Hanum bisa ikut ujian sekolah.

Untuk tahun ini, di Kota Bogor tercatat 272 Sekolah Dasar menyelenggarakan UN. "Jumlah peserta ujian untuk SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) ada 19.801 siswa. Jumlah tersebut bisa saja menyusut jika ada pengurangan peserta ujian sakit atau hal lain," jelas Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Edgar Suratman.

UN hari pertama menguji mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan jumlah soal 50, Selasa besok UN Matematika sebanyak 40 soal, dan hari terakhir akan diujikan Ilmu Pengetahuan Alam sebanyak 40 soal.

Edgar mengatakan, penyelenggaraan UN tingkat SD memiliki tingkatan emosional serta respons berbeda dibandingkan dengan siswa SMP atau SMA. Harus ada pendekatan khusus pada siswa agar mereka tidak merasa takut atau beban mental yang berlebihan.

"Kami pun meminta orangtua selalu melakukan pembimbingan dan pendampingan kepada anaknya untuk lebih tenang dalam mengikuti ujian," pungkas Edgar. (Sun/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya