Lumut Bikin RI Jadi Produsen Bahan Bakar Nabati Terbesar Dunia

Lumut berpotensi untuk dijadikan Bahan Bakar Nabati (BBN) mirip dengan solar dengan kualitas Standar internasional Euro IV.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Mei 2015, 12:31 WIB
Lumut Jadi BBM (Fotografer: Pebrianto Eko Wicaksono/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia bisa jadi produsen Bahan Bakar Nabati (BBN) terbesar di dunia dengan mengandalkan lumut. Pasalnya, lumut dapat menjadi campuran dalam Bahan Bakar Minyak (BBM).

Vice Presiden Research and Development Direktorat Pengolahan PT Pertamina (Persero), Eko Wahyu Laksono mengatakan, letak geografis dan kondisi alam Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan tanaman lumut.

"Kalau kita mau, Indonesia tidak mengenai musim dingin atau panas tapi musim tropis. Musim yang memungkinkan algae tumbuh sepanjang tahun," kata Eko, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (18/5/2015).

Menurut Eko, dalam penelitian yang dilakukan oleh perseroan, lumut berpotensi untuk dijadikan Bahan Bakar Nabati (BBN) mirip dengan solar dengan kualitas Standar internasional Euro IV hingga V. Bahkan, Eko melihat bahwa Indonesia bisa menjadi produsen BBN terbesar di dunia melalui pengembangan lumut.

Dengan adanya bahan bakar dari lumut ini, Indonesia bisa terbebas dari ketergantungan energi dari luar negeri. Dengan lahan kering seluas 15 juta hektare,  jika dikalikan dengan potensi alga 3.800 liter alga maka dapat mencukupi kebutuhan energi Indonesia mencapai 2,5 juta liter per hari.

"Dengan adanya pengembangan algae nabati di Indonesia berpotensi menjadi produsen minyak nabati terbesar dunia," ungkapnya.

Eko menambahkan, pengembangan lumut sebagai bahan bakar nabati juga lebih mudah jika dibanding dengan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO). Selain itu, selain digunakan sebagai bahan bakar, CPO juga digunakan untuk bahan makanan yaitu dijadikan sebagai minyak goreng. Dengan adanya hal tersebut CPO sulit sulit digunakan sebagai bahan bakar.

"Alga tidak bersaing dengan makanan, palm oil jenis makan, potensi bahan bakar sangat menjanjikan sekali. Pengembangan algae juga lebih mudah. Hanya proses fotosintesa, menyerap oksigen,  proses lebih mudah dari palm oil," pungkasnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya