Dikritik Mahathir Mohamad, Ini Respons PM Malaysia

PM Nadjib Razak menegaskan, untuk masalah pembunuhan model Mongolia Altantuya Shaariibuu, dia sama sekali tidak terlibat.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 18 Mei 2015, 14:04 WIB
Menurutnya, paham ini harus dikritisi bukan untuk 'dimakan' bulat-bulat.

Liputan6.com, Jakarta Perdana Menteri (PM) Malaysia Nadjib Razak akhirnya buka suara setelah dihujani kritik tajam oleh mantan PM Mahatir Mohamad. Nadjib dibanjiri protes tekait pemerintahan Malaysia yang kacau balau ditangannya.

Mahatir mengkritik Nadjib karena PM Malaysia itu dinilai telah mengambil kebijakan ekonomi yang tidak tepat bagi Negeri Jiran. Selain itu, tudingan terlibatnya Nadjib dalam kasus pembunuhan seorang model asal Mongolia semakin mencoreng citranya di mata Mahatir.

Merespons kritikan itu, Nadjib menuliskan pembelaannya lewat blog pribadi. Dia menegaskan, untuk masalah pembunuhan model Mongolia Altantuya Shaariibuu, dia sama sekali tidak terlibat.

Nadjib mengatakan, pembelaanya dibuat dengan dasar yang kuat. Selain tidak ada bukti yang memberatkan dia, Nadjib juga telah bersumpah memberikan kesaksian benar menurut agamanya.

"Kasus sudah diinvestigasi pengadilan federal. Ini sudah sembilan tahun berlalu dan kasus itu terus diangkat tanpa akhir oleh kelompok oposisi," sebut Nadjib seperti dikutip dari Chanel News Asia, Senin (18/5/2015).

"Jadi kita semua tahu jika seorang pemimpin veteran bersikeras terus mengungkit kasus ini, maka secara otomatis kasus ini kembali terdengar," kata Nadjib tanpa menyebut nama Mahatir dengan jelas.

Nadjib meminta agar tidak ada kritik lagi bagi pemerintahannya. Sebab, jika para pemimpin Malaysia tidak bersatu, dikhawatirkan nasib koalisi pemerintahan di pemilu selanjutnya berpotensi kalah.

Sebelumnya pada 2013, Mahatir mengambil langkah mengejutkan. Dia menarik dukungan terhadap pemerintahan Nadjib. Mantan PM Malaysia terlama ini menyebut, Nadjib telah menyebabkan koalisi pemerintah Barisan Nasional hilang suara dalam pemilu 2013. (Ger/Sun)



Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya