JK Minta Batu Akik Diperjualbelikan di Bandara Syamsudin Noor

Bandara yang akan dibangun atau diperluas tidak perlu memasukkan unsur budaya lokal

oleh Silvanus Alvin diperbarui 18 Mei 2015, 21:33 WIB
Peletakan batu pertama (groundbreaking) bandara ini diresmikan langsung Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla, pada Senin (18/5/2015).

Liputan6.com, Banjarmasin - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin, harus mampu menjadi jantung dari Kalimantan Selatan. Untuk memperkuat detak jantungnya, ia meminta agar batu akik diperjualbelikan sebagai oleh-oleh di bandara tersebut.

"Bandara juga bisa jual batu akik, intan, permata, dan yang lain-lain. Itu lebih mudah dibanding oleh-oleh makanan Banjarmasin. Ini bagian tingkatkan ekonomi masyarakat," kata Jusuf Kalla, saat meresmikan perluasan Bandara Syamsuddin Noor, Kalimantan Selatan, Senin (18/5/2015).

Jusuf Kalla juga menuturkan bandara-bandara di Indonesia harus dibangun secara modern dan nyaman. Kenyamanan di bandara bisa diberikan dengan menyediakan tempat makan dan minum yang banyak. Ia menggarisbawahi pembangunan bandara kadang tak berbeda seperti membangun mal.

"‎Orang baru tiba ingin cepat keluar dari bandara sehingga desain harus baik agar cepat keluar dan pulang ke rumah, yang ingin terbang ingin nyaman menunggu, banyak tempat makan-minum dan tempat belanja," ujar dia.

"Tidak menyenangkan cuma duduk termenung. Semua bandara sudah harus seperti mal untuk kurangi kebosanan menunggu. Ini juga untuk bisnis dan parameternya mahal. Di Singapura itu mahal barang di bandaranya," tambah JK.

Selain itu, bandara yang akan dibangun atau diperluas tidak perlu memasukkan unsur budaya lokalnya. Jusuf Kalla menilai hal itu tidak efisien. Bila mau melihat budaya lokal suatu daerah, maka seseorang perlu masuk ke dalam suatu pedalaman, bukan pergi ke bandara. Bandara harus dijaga kebersihannya agar memberikan‎ kesan baik.

"90 persen yang lewat sini orang lokal, buat apa dia ke pedalaman lagi," ucap dia.

"Bandara juga pintu gerbang suatu daerah atau kota. Apabila tidak nyaman atau kotor, maka imej pendatang itu Banjarmasin kotor. Kalau pengoperasian ada diperas, maka Banjarmasin sulit. Bandara di mana pun selalu jadi tanda sebuah tempat. Baik pembangunannya yang kurang lebih 2 tahun harus dibangun dengan baik, sederhana namun modern," tandas JK. (Silvanus Alvin/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya