Liputan6.com, Pennsylvania - Semua bermula saat Dave Reynolds, si penemu, mengalami kecelakaan di kamar mandi saat gelap. Beberapa hari setelah dirinya pindah ke Pennsylvania, pada tahun 2012.
"Aku ke kamar mandi pada tengah malam dan terjatuh,"cerita Reynolds pada Odditycentral, yang dikutip Kamis (21/5/2015).
Advertisement
"Aku terjengkang, jatuh ke lantai, dan masuk ke bak mandi. Esok paginya, tubuhku terlihat memar-memar. Seluruh anggota keluarga menertawakan ceritaku," tambah dia.
Agar tak ada orang yang mengalami hal serupa, ia pun berkreasi menciptakan dudukan toilet yang bisa menyala dalam gelap alias 'Glow in The Dark'.
Kehadiran benda itu pun memudahkan orang menemukan dan menggunakannya, meski sudah tengah malam dalam kondisi gelap gulita. Tak perlu lagi bersusah payah mencari saklar untuk menyalakan lampu, juga hilangkan rasa khawatir tersandung dalam gelap.
"Ini akan membantu semua orang, terutama manula dan anak-anak," ungkap Reynolds yang pernah bekerja di Virgin Records.
Bersama rekannya, Tom Fittler, ia pun menciptakan dudukan toilet yang bisa menyala itu. Walau tak menerangi seluruh ruangan, tapi nyalanya bisa dijadikan sebagai pertanda toilet.
Setelah membuat prototipenya, mereka menciptakan perusahaan Night Glow Seats untuk memasarkan produk.
"Ini adalah dudukan mewah. Bisa mencegah kaum manula cedera akibat jatuh di kegelapan, dan memandu anak kecil saat buang air ke kamar mandi malam hari tanpa ketakutan," jelas Reynolds.
Dudukan toilet itu terlihat seperti toilet biasa di siang hari, namun bercahaya dalam gelap. Ada dua warna: hijau dan biru. Reynolds-Tom Fittler juga menciptakan dua model: panjang dan biasa. Harganya $49,99.
"Dengan fungsinya menyala dalam gelap, tidak bisa didapatkan dengan harga murah. Kelebihannya adalah bahan-bahan kualitas tinggi untuk membuatnya, sehingga toilet ini awet untuk 20 tahun ke depan," jelas Reynolds..
Perusahaan ini berencana memasarkanm produknya ke seluruh belahan dunia, termasuk Jerman, Jepang, Australia, Uni Emirat Arab, Italia, dan Malta.
"Tidak peduli bahasa apa yang Anda gunakan, kita semua pergi ke kamar mandi dengan tujuan sama," kelakar Reynolds. (Ikr/Tnt)