Liputan6.com, London Boyband Blue bagi generasi yang tumbuh di awal 2000-an mungkin tak terdengar asing. Tahun 2001, di tengah tren boyband dari Inggris, Blue merilis "All Rise" sebagai pesaing Boyzone, Take That atau Westlife. Siapa mengira, lima belas tahun kemudian, Keempat anggota Boyband Blue menyatakan diri bangkrut.
Penyanyi asal Inggris Lee Ryan menjadi anggota keempat dari boyband Blue yang menyatakan bahwa dirinya tengah dalam kesulitan keuangan.
Advertisement
Kesuksesan Boyband yang memulai ketenarannya di awal era 2000-an itu ini telah terkikis dengan kemunculan boyband-boyband baru. Satu persatu anggota Blue mengalami kebangkrutan.
Dimulai dari Duncan James yang menyatakan bangkrut pada September 2013, akibat kesalahan investasi di sektor properti. Ia terpaksa menjual rumah yang telah ia beli untuk ibunya. "Itu hal yang paling membuat saya patah hati, karena saya ingin merawat ibu," kata Duncan.
Sementara itu Antony Costa, yang mengaku penghasilannya turun dari 250 ribu poundsterling menjadi 400 poundsterling perbulan mengumumkan kebangkrutan beberapa minggu kemudian.
"Saya tak berinvestasi atau menabung dan menghabiskan semuanya untuk gaya hidup," kata Costa. "Saya mengira Blue akan sukses selamanya, dan uang terakhir saya habis bersama menurunnya popularitas Blue."
Lalu disusul Simon Webbe juga menyatakan kebangkrutan dalam waktu yang hampir bersamaan.
Kini giliran Lee Ryan anggota Blue terakhir yang mendeklarasikan bahwa dirinya telah bangkrut. Ryan dikabarkan pernah memiliki kekayaan sebesar 10 juta poundsterling atau setara Rp 206 miliar ini, mengalami kebangkrutan akibat salah investasi di sebuah perusahaan yang membeli tunggakan utang dari berbagai perusahaan kredit. Perusahaan itu tidak mampu menagih utang para nasabahnya. Aset-aset milik Ryan kini dibekukan dan menyisakan tumpukan utang.
Juru bicara Lee Ryan mengatakan, dikutip News.com.au, Selasa (19/5/2015), "Ryan telah berjuang sekuat tenaga untuk memperbaiki keuangannya demi anak-anaknya, namun akhirnya ia bangkrut."
Bukan hanya bangkrut, Blue yang telah merilis lima album studio dan lima album kompilasi ini juga mendapatkan pemutusan kontrak dari perusahaan rekaman Sony Music setelah penjualan album Colours (2015) yang dianggap mengecewakan. Album tersebut kabarnya hanya terjual sebanyak 4 ribu keping.
Di masa jayanya, Blue merilis tiga album, All Rise (2001), One Love (2002), daan Guilty (2003) yang semuanya memuncaki tangga lagu Inggris. Mereka memiliki 40 single nomor satu dan telah menjual 15 juta keping album. (Ami Nindita/Ade)