5 Poin Penting yang Disampaikan Menkes dalam WHA ke-68

Dalam pernyatannya, Menkes menyatakan beberapa sikap Indonesia dalam masalah kesehatan

oleh Fitri Syarifah diperbarui 19 Mei 2015, 19:32 WIB
DBD menjadi kejadian luar biasa (KLB) yang membutuhkan perhatian khusus

Liputan6.com, Jakarta Hari ini Menkes Prof. Dr. Nila F. Moeloek menyampaikan beberapa poin penting pada sidang `World Health Assembly` (WHA) ke-68 di Jenewa, Swiss.

Sebelum menyampaikan pernyataan, Menkes mengungkapkan keperihatinan rakyat dan pemerintah Indonesia untuk rakyat Nepal dan keluarga yang terkena gempa bumi beberapa waktu lalu.
 
Dalam pernyatannya, Menkes menyatakan beberapa sikap Indonesia dalam masalah kesehatan, seperti:

1. Bebas polio

Menkes mengegaskan, Indonesia berkomitmen pada program global untuk memberantas polio dan siap mendukung segala upaya terkait hal tersebut. Indonesia telah berhasil bebas polio sejak 2006 dan akan terus menjaga keberhasilan ini.
 
Berkaitan dengan kebijakan dunia untuk menggantikan trivalent OPV (Vaksin Polio Oral) ke bivalen OPV, Indonesia menyatakan persetujuannya, karena ini adalah kunci utama untuk mensukseskan pemberantasan Polio.

"Indonesia mengimbau WHO untuk memimpin proses transisi ini melalui penetapan kerangka waktu yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing negara anggota. Indonesia juga terbuka terhadap berbagai usulan sehingga kami akan terus melakukan kajian dalam pelaksanaan segala rekomendasi global yang mungkin bertentangan dengan program nasional pemberantasan polio," kata Menkes.
 
2. Persiapan bencana

Secara geografis dan demografis, kondisi Indonesia rentan terhadap bencana alam. Pengalaman Tsunami tahun 2004 dan wabah Sindrom Pernapasan Akut Berat (Severe Acute Respiratory Syndrome, SARS) menjadi pelajaran berharga akan pentingnya adaptasi dan persiapan menghadapi bencana, serta bagaimana sistem kesehatan dapat menanggulangi hal tersebut dengan cepat.
 
3. Sistem kesehatan

Melalui pembangunan dan pengembangan sistem kesehatan, tantangan dari dalam sektor kesehatan, seperti menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Stunting (tubuh pendek), kesehatan lingkungan dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan maupun tantangan yang berasal dari luar kesehatan seperti misalnya determinan ekonomi dan sosial dari sektor kesehatan.
 
4. Penguatan Puskesmas

Target utama Pembangunan Kesehatan Indonesia tahun 2019 adalah tercapainya penguatan dan transformasi pada layanan kesehatan dasar di Puskesmas. Hal ini perlu didukung dengan sistem rujukan yang efektif, layanan kesehatan yang memadai di Rumah Sakit Rujukan tingkat menengah dan penelitian untuk peningkatan ilmu kesehatan pada tingkat tersier, serta mekanisme jaminan sosial untuk Menjamin Kesehatan Seluruh Rakyat (Universal Health Coverage).

"Kami percaya, Indonesia berada dalam tahapan yang benar untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional  untuk memberikan keadilan dan layanan kesehatan yang berkeadilan untuk seluruh masyarakat", ungkap Menkes.
 
Pada kesempatan tersebut, Menkes juga menyampaikan keberhasilan Indonesia dalam mengadaptasi Kerangka Kerja PIP (Pandemic Influenza Preparedness-Kesiapan dalam Menghadapi Pandemik Flu) pada tahun 2011. Hal ini membuktikan bahwa seluruh tantangan kesehatan global, dapat diatasi dengan kerjasama multilateral, di bawah kepemimpinan WHO sebagai Badan PBB untuk bidang kesehatan.
 
"Tugas kita di masa mendatang adalah untuk melaksanakan Kerangka Kerja ini secara menyeluruh, termasuk finalisasi elemen kontribusi kemitraan yang dibutuhkan oleh negara-negara berkembang dalam meningkatkan kapasitas menghadapi epidemi global yang mungkin timbul.
 
5. Atasi obesitas

Sebagai negara berkembang dengan latar belakang penduduk yang sangat beragam, Indonesia juga menghadapi tantangan double burden of nutrition. Meskipun dalam 10 tahun terakhir Indonesia berhasil mengurangi angka kekurangan gizi pada anak-anak, namun saat ini ada kecenderungan kenaikan angka prevalensi penderita kegemukan pada anak di bawah 5 tahun. Untuk itu, pemerintah RI telah menyusun Rencana Aksi Nasional Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (RAN GENTAS) dalam rangka menangani isu ini secara terkoordinasi.           

Melalui RAN untuk mengurangi angka penderita obesitas tersebut, Pemerintah menyusun berbagai program yang mendorong program diet sehat, aktivitas fisik serta gaya hidup sehat. Selain itu, berbagai peraturan pemerintah terkait pun terus diperkuat, termasuk untuk isu food labeling serta pengaturan konsumsi jumlah gula, garam dan lemak.

Acara side event mengenai isu obesitas ini merupakan salah satu yang diselenggarakan di sela-sela Sidang `World Health Assembly` (WHA) ke-68 yang berlangsung di Kantor PBB Jenewa tanggal 18-26 Mei 2015. Side event ini diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan perhatian masyarakat internasional mengenai pentingnya penanganan isu obesitas.

Selain itu, berkaitan dengan Peraturan Kesehatan Internasional atau International Health Regulation (IHR 2005), telah ada beberapa kemajuan pelaksanaan peraturan tersebut di Indonesia. Pada tahun 2014, berdasarkan penilaian WHO, Indonesia telah memenuhi standar kemampuan utama yang dibutuhkan untuk mencegah, mendeteksi, dan secara cepat menanggulangi ancaman penyakit menular.
 
"Kami percaya, melalui dialog yang terus menerus, pertukaran informasi, dan fokus dalam pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kita akan berada pada derajat kehidupan yang lebih baik, dalam melaksanakan resolusi yang bermanfaat untuk masyarakat global. Resolusi hanya bisa bermanfaat, apabila dapat dilaksanakan. Indonesia menghimbau agar semua dapat bertanggung jawab, dalam melaksanakan resolusi yang kita sepakati," pungkas Menkes.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya