Suku Bunga Acuan RI Tertinggi di ASEAN, Ini Kata Gubernur BI

Dengan kondisi seperti ini, Indonesia harus lebih waspada dari negara-negara lain terhadap potensi arus modal keluar.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Mei 2015, 18:58 WIB
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tercatat memiliki tingkat suku bunga paling tinggi di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Terkait ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai hal tersebut masih terbilang wajar karena di antara negara ASEAN lainnya, Indonesia memiliki tingkat inflasi yang tinggi dan masih mengalami defisit neraca transaksi berjalan (current account defisit/CAD).

"Di antara regional ASEAN, kita tertinggi. Tapi dapat dipahami karena kita punya inflasi tinggi. Ciri negara kita, inflasi kita tinggi dan CAD kita defisit. Negara tetangga inflasi rendah dan CAD surplus," ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Selasa (19/5/2015).

Dia menjelaskan, dengan kondisi seperti ini, Indonesia harus lebih waspada dari negara-negara lain terhadap potensi arus modal keluar.

"Jadi dengan kondisi tidak pasti, potensi modal keluar akan lebih beresiko kepada negara seperti Indonesia sehingga dapat dipahami beberapa negara merespons policy rate-nya diturunkan di mana negara yang inflasinya rendah dan terjaga," kata dia.

Meski demikian, dengan penerapan kebijakan refomasi subsidi BBM yang dilakukan pemerintah, lanjut Agus, jika hal tersebut bisa dilaksanakan dengan konsisten maka akhir 2015 dan seterusnya Indonesia akan punya kondisi inflasi yang relatif lebih rendah dan stabil karena diharapkan tidak akan terjadi loncatan-loncatan harga.

"Kalau di Juni inflasi masih 7,4 persen, September 7,3 persen, baru diakhir 2015 sebesar 4,2 persen. Artinya inflasi masih tinggi. Jadi BI masih melihat itu, ekonomi dinamis, tidak pasti. Kita ingin yakini untuk koordinasikan dengan pemerintah. Pemerintah pastikan lingkungan yang kondusif," tandas dia. (Dny/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya