Liputan6.com, Jakarta - Meski tahu tidak mendapatkan dukungan dana dari pihak pemerintah, Almarhun Didi Petet yang merupakan ketua penyelenggaran Paviliun Indonesia dalam World Expo Milano (WEM) 2015 memiliki tekad kuat agar delegasi Indonesia tetap mengikuti ajang ini.
Wakil Ketua Penyelenggaran Paviliun Indonesia Hengky Heksanto mengatakan, ada alasan khusus aktor senior tersebut ngotot ikut ajang pameran berskala internasional ini meski membutuhkan dana yang besar.
Advertisement
Menurut dia, berdasarkan pengalaman ketika mengikuti pameran serupa di Vancouver, Kanada, Almarhum Didi Petet menilai ajang pameran sekelas WEM tidak boleh dilewatkan untuk mempromosikan Indonesia di mata dunia.
"Dulu kan beliau pernah ikut di Vancouver. Tapi kenapa beliau beranikan diri? Meski pemerintah tidak ikut, tapi dengan pengalaman di Vancover, WEM ini merupakan ajang wajah Indonesia disana dengan 140 negara," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (20/5/2015).
Hengky menyatakan, Almarhum Didi Petet sudah tahu bahwa untuk bisa mengikuti pameran ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Namun dengan keyakinannya, Didi Petet terus maju turut berpartisipasi.
"Beliau sangat bersemangat untuk memperkenalkan Indonesia disana. Dengan biaya yang cukup besar ini, hanya beliau yang berani," lanjutnya.
Dasar tidak punya cukup modal, Didi Petet pun mulai memutar otak untuk mendapatkan sponsor, salah satunya dengan mendatangi perusahaan-perusahaan swasta.
"Beliau sebelumnya datang ke Bu Mari Elka (Menteri Periwisata periode sebelumnya). Kementerian ini tidak ikut men-support dana karena terlalu besar. Tapi tetap didukung dengan membuat surat pernyataan bahwa dananya dari swasta murni Kita akhirnya membuat proposal untuk mencari sponsor, namun sudah mendekati 1 Mei, saat pembukaan, makanya ada kekurangan-kekurangan," jelasnya.
Hengky menjelaskan, untuk mengikuti ajang ini, setidaknya dibutuhkan anggaran sebesar Rp 80 miliar. Pasalnya pameran tersebut berlangsung selama 6 bulan, mulai 1 Mei-31 Oktober 2015.
"Anggarannya idealnya Rp 80 miliar. Tapi berhasil kita irit-irit dan ketemu angka Rp 60 miliar. Sampai pembukaan itu kita punya Rp 33 miliar. Tapi ini kan sampai Oktober, jadi diharapkan masih ada pihak yang mau membantu," kata dia.
Hengky juga membantah bahwa keikutsertaan Indonesia dalam ajang ini disebut gagal. Dia mengakui bahwa sebelum pembukaan, delegasi Indonesia mengalami kesulitan untuk memasukan barang-barang yang dibawa dari Indonesia ke Italia.
"Barang kita terhalang memang iya, karena terhalang di bea cukainya mereka. Kalau satu kontainer kita tidak bisa masuk maka paviliun itu kelihatannya kosong, tetapi begitu sudah bisa masuk ya sudah normal kembali," tandasnya.
Berikut foto-foto paviliun Indonesia di Expo Milano seperti diperoleh Liputan6.com:
1. Paviliun Indonesia dibagi dalam lima zona, yaitu zona “Indonesia Hari Ini, zona “Pangan, zona “Energi, zona “Maritim”, serta zona “Budaya”
Selanjutnya
2. Head Coach Inter Milan FC, Roberto Mancini, dan Kapten Kesebelasan Inter Milan FC, Andrea Ranocchia, mengunjungi Paviliun Indonesia pada World Expo Milano 2015, Rabu (13/5/2015) waktu setempat.
3. Badak Jawa, ikon paviliun Indonesia. Dibuat dari perunggu seberat 500 kilogram ini nantinya akan disumbangkan untuk Museum Vatikan setelah WEM berakhir.
4. Tari topeng Bali oleh I Made Djimat dan Enrico Masseroli berhasil memukau para pengunjung Paviliun Indonesia, (17/5/2015) sore waktu setempat.
Advertisement
Selanjutnya
5. Sate, salah satu dari 50 makanan terlezat di dunia, menjadi favorit pengunjung World Expo Milano 2015. Cemilan berisi dua tusuk sate, ditemani lontong dan acar, menjadi pelepas lelah setelah mengitari area perhelatan besar tersebut.
6. Antrean pengunjung cukup panjang untuk dapat masuk Paviliun Indonesia guna menyaksikan atraksi yang ditampilkan dan juga sajian kuliner yang disajikan di Paviliun Indonesia.
Dari hari ke hari jumlah pengunjung terus meningkat. Pada 16 Mei 2015, total pengunjung sebanyak 12.392 orang.
(Dny/Ndw)