Demonstran Harkitnas Desak Polisi Bangkit dari Loyo

Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) meminta polisi lebih berani dan tegas dalam menerapkan penegakan hukum.

oleh Audrey Santoso diperbarui 20 Mei 2015, 14:16 WIB
Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) meminta polisi lebih berani dan tegas dalam menerapkan penegakan hukum.

Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) meminta polisi lebih berani dan tegas dalam menerapkan penegakan hukum. Dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Sekretaris Distrik GMBI Kota Bekasi Asep Sukarya (50) mengatakan polisi juga harus bangkit dari sikap lemahnya.

"Terkait dengan Harkitnas, kita menginginkan kebangkitkan kinerja kepolisian. Kalau selama ini kita lihat polisi loyo, hari ini kita tuntut kebangkitan dalam tubuh Polri," ujar Asep di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Rabu (20/5/2015).

Ia juga mengatakan, salah satu wujud kebangkitan Polri adalah dengan membersihan korps berseragam cokelat itu dari oknum-oknum tak bertanggungjawab melalui proses hukum yang benar. Namun, ia tak menampik jika keberanian polisi mengungkap kasus korupsi di SKK Migas patut apresiasi.

Usai berorasi di Bundaran HI, ratusan massa GMBI rencananya akan bergerak ke depan Istana Negara. Asep mengklaim sekitar 600 anggota GMBI akan berkumpul untuk melakukan demo di depan Istana.

"Setelah ini rencananya kita ke Istana. (Massa) Sebanyak 600 orang," tutup Asep.

Mahasiswa Kaki Patah

Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Sriwijaya Febri Walanda (22) ikut memperingati Hari Kebangkitan Nasional dengan menyerukan aspirasi mahasiswa di depan Hotel Indonesia. Pemuda berambut ikal itu datang dari Palembang ke Jakarta dengan kapal laut meski harus menempuh perjalan dalam kondisi kaki kiri disangga tongkat.

"Kaki saya patah ketabrak mobil. Tapi saya tetap akan ikut demo besok untuk demi rakyat kecil," ujar Febri.

Ia mengaku kehadirannya di Jakarta mewakili teman-teman yang tergabung dalam aliansi BEMSI (Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia) dari Sumatera Selatan untuk menyampaikan protes atas kebijakan Pemerintah yang dianggap menyengsarakan rakyat. "Saya mewakili universitas di Sumatera Selatan untuk menyuarakan kekecewaan mereka," jelas Febri.

Menurut dia, akan datang ratusan mahasiswa dari Palembang, Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Medan untuk mengikuti unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Kamis 21 Mei. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya