Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memperkirakan pertumbuhan ekonomi berkisar antara 5,8 persen-6,2 persen pada 2016. Hal tersebut disampaikan dalam rapat paripurna dengan DPR RI hari ini.
Proyeksi ini lebih rendah dari yang pernah disampaikan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrembangnas) 2015 yang sebesar 5,8 persen-6,6 persen. Menanggapi hal ini, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan proyeksi tersebut masih asumsi kasar, sehingga masih bisa berubah.
Advertisement
"Iya itu masih asumsi makro. Itu RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional). Kalau tahunan itu lebih lihat situasi yang riil," ujar Mardiasmo di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Rabu (20/5/2015).
Mardiasmo mengatakan, penurunan proyeksi pertumbuhan ini salah satunya karena mengikuti perkembangan ekonomi global. Namun pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan bisa berada pada titik maksimal.
"Banyak faktor global. Kalau keinginan kita tetap di 7 persen. Apa tahun depan kita lihat ada keinginan lebih besar lagi ya kita lihat nanti," tandasnya.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menilai, pertumbuhan ekonomi sekitar 5,8 persen-6,2 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 dinilai cukup tinggi. BI memperkirakan, pertumbuhan ekonomi hanya di kisaran 5-6 persen pada 2016. Perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rendah itu dipengaruhi harga komoditas yang menjadi andalan Indonesia belum membaik. (Dny/Ahm)