Nursyida Syam Pupuk Asa Anak-anak Desa Tertinggal di NTB

Dia membagi-bagikan buku baru kepada anak-anak. Tak sedikit anak yang terharu atas pemberian buku tersebut.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Mei 2015, 22:16 WIB
Nursyida Syam Profil dan peraih penghargaan LIA 2015

Liputan6.com, Jakarta - Ajang Liputan 6 Awards SCTV 2015 kembali digelar. Dalam kategori Sosial Pendidikan, nama Nursyida Syam menjadi pemenang dengan mengalahkan 4 nama lainnya, yaitu Asriyadi Alexander Mering, Eni Kusuma, Muarif, dan tim Gunung Kelud yaitu Ngaseri, Choirul Huda, Sutrisno.

Pengumuman pemenang tersebut berlangsung di Studio 6 Emtek, Jakarta, Rabu (20/5/2015) malam. Ada 8 juri dalam pemilihan pemenang tersebut. Yaitu Komaruddin Hidayat, Ilham Akbar Habibie, Abdee Negara, Rhenald Kasali, Erna Witoelar, Daniel Dhakidae, Harsiwi Achmad, dan Imam Sudjarwo.

Nursyida Syam merupakan sosok yang dikenal anak-anak di Dusun Tangga, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, NTB. Dia membagi-bagikan buku baru kepada anak-anak. Tak sedikit anak-anak itu yang terharu atas pemberian buku tersebut.

Wanita yang biasa disapa Bu Ida ini dikenal sebagai pegiat pendidikan dengan membentuk rumah baca. Dia mengajak semua yang aktif di klub baca untuk rajin membaca.

Ida sebelumnya berprofesi sebagai wartawati. Selama bertugas jurnalistik di wilayah Lombok, NTB, banyak permasalahan sosial dilihatnya. Dia menilai ini akibat dari rendahnya tingkat pendidikan.

Dia terdorong untuk bertindak. Langkahnya dimulai dari kalangan perempuan. Melalui perempuan yang mendapat pendidikan, diharapkan dapat mandiri dan memberi dampak postif bagi lingkungannya.

Saat awal memulai, Ida menggunakan dana pribadinya. Kini ia mendapatkan dana dari simpatisan yang terketuk dengan kegiatan yang dilakukannya. Sejauh ini sudah ada 18 tempat baca atau klub baca yang tersebar di Kabupaten Lombok Utara.

Di tempat pendidikan non-formal ini, anak-anak belajar banyak hal. Mulai belajar bercocok tanam, tarian, hingga belajar permainan tradisional.
Peserta yang ikut pun tidak dikenakan biaya.

Usaha yang dijalankan tanpa bantuan dana pemerintah ini tetap berjalan meski sederhana. Nursyida berharap melalui edukasi ini, seseorang bisa saling memberikan manfaat dalam membangun kehidupan. (Ali/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya