Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi telah mengumumkan beras plastik yang ditemukan di wilayahnya mengandung polyfiner yang merupakan bahan baku pembuatan plastik, namun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan masih akan melakukan penelusuran lebih jauh terhadap beras tersebut.
Kepala BPOM Roy Sparringa mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah hasil uji lab yang dilakukan sama dengan hasil yang didapatkan oleh Pemkot Bekasi melalui uji lab Sucofindo.
Advertisement
"Saya belum berani (membenarkan pengumumam Pemkot Bekasi) sebelum ada hasilnya dari hasil uji lab kami. Pokoknya saya umumkan nanti berdasarkan sampel yang kami punya," ujar Roy saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (22/5/2015).
Dia menjelaskan, alasan lamanya hasil lab yang dilakukan BPOM karena sampel beras baru diterima Rabu 20 Mei 2015 sore. Terlebih lagi uji lab yang dilakukan akan lebih mendalam untuk memastikan kandungan dan dampaknya jika dikonsumsi.
"Kita baru terima sampelnya dan masuk lab baru kemarin sore, itu dari kepolisian. Dan sampelnya yang kami dapat sedikit sekali. Itu masuk ke pusat penyidik," lanjutnya.
Roy menuturkan, secara kasat mata fisik dari beras plastik tersebut memang sulit dibedakan dengan beras pada umumnya. Oleh sebab itu harus dilakukan uji lab yang mendalam dan tidak sembarangan.
"Kalau melihat fisiknya sama beras biasa. Tentu kalau sudah ada hasilnya nanti kita sampaikan segera," kata dia.
Selain melakukan pengujian, yang paling penting saat ini dilakukan lanjut Roy, yaitu menelusuri sumber dari beras tersebut. Lantaran hingga kini belum ada beras serupa ditemukan di daerah lain.
"Yang paling penting, harus ditelusuri sumbernya karena belum ditemukan beras plastik itu di tempat lain. Jadi tim terpadu sudah bergerak," ujar Roy. (Dny/Ahm)