Logjam, Celah Keamanan Baru yang Ancam Privasi Pengguna Internet

Edward Snowden pun telah angkat bicara mengomentari Logjam.

oleh Adhi Maulana diperbarui 23 Mei 2015, 12:29 WIB
Cyber crime (ilustrasi/fbnstatic.com)

Liputan6.com, Jakarta - Symantec melaporkan bahwa telah ditemukan celah kemanan baru yang mengancam kerahasiaan privasi para pengguna internet. Celah kemanan terbaru ini dikenal dengan sebutan `Logjam`.

Bahayanya, Logjam mengincar proses komunikasi para pengguna internet. Bahkan Logjam sebenarnya memang dikhususkan untuk menyerang lalu lintas internet yang dienkripsi. Jadi, ketika pengguna berkomunikasi menggunakan aplikasi atau website yang terenkripsi dengan tujuan mengamankan konten, Logjam mampu menembusnya dan `mengintip` konten tersebut.

Sederhananya, kala pengguna berkirim pesan dengan pengguna lain melalui layanan yang terenkripsi, seharusnya hanya pengirim dan penerima saja yang bisa melihat konten pesan tersebut. Namun dengan adanya celah keamanan Logjam, hacker dapat memanfaatkannya untuk memblokade jalur komunikasi yang memungkinkan mereka untuk melihat konten di dalam pesan.

Menurut laporan yang dimuat siaran pers Symantec, penyerang dapat melakukan serangan dengan menginjeksikan diri mereka kedalam komunikasi antara klien dan server sebagai man-in-the-middle (MITM). Hal ini umumnya dilakukan di tempat-tempat yang menyediakan Wi-Fi publik seperti bandara dan kafe.

Sementara itu, mantan agen National Security Agency (NSA), Edward Snowden, pun dikabarkan telah angkat bicara mengomentari Logjam.

Snowden menjelaskan, Logjam adalah salah satu fasilitas celah keamanan yang tampaknya sudah lama dimanfaatkan biro intelijen dunia, termasuk NSA, untuk memata-matai sasarannya.

"Saya sudah secara pribadi berbicara dengan sejumlah kriptografer dan peneliti komputer di AS. Dan kesimpulannya, mereka akan sangat terkejut jika NSA tidak memiliki sangkut paut dengan ini (celah kemanan Logjam)," tulis Snowden dalam surat tanggapannya seperti yang dikutip dari laman Business Insider, Jumat (22/5/2015).

(dhi/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya