Liputan6.com, Sigi Pue Bongo merupakan Raja Bangga, di mana kini lokasi kerajaan itu dijadikan nama desa, yaitu Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi (sekira 43 kilometer dari batas wilayah Kota Palu). Sejarah turun temurun menyatakan bahwa Pue Bongo adalah putra dari Vala Bate dan Vumbu Langi.
Ayahnya Vala Bate, dikenal sebagai Raja Dombu yang terletak di Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi. Sementara Ibunya Vumbu Langi yakni ratu di Kerajaan Bangga. Sebagai putra mahkota, maka Pue Bongo meneruskan tahta kerajaan dan diangkat sebagai Raja Bangga.
Advertisement
Salah satu tokoh masyarakat sekaligus Sekretaris Desa (Sekdes) Bangga, Saifudin Djamaliah yang memandu Liputan6.com di lokasi makam menceritakan, bahwa Pue Pongo yang juga memiliki nama lain Mbalava Lemba itu tergolong raja yang kuat, sakti, dan pemberani.
"Selama Kerajaan Bangga dipimpin Pue Bongo, masyarakatnya selalu aman dan tentram. Padahal di masa itu masih sering terjadi peperangan antar kerajaan. Namun itu tidak terjadi di Kerajaan Bangga. Pue Bongo juga dikenal penjelajah, sehingga ia memiliki istri di beberapa daerah, antara lain di Kota Palu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi hingga Kabupaten Buol serta Sulawesi Tenggara,” ungkap Saifudin, saat ditemui akhir pekan lalu.
Menurut Saifudin, jiwa petualang itulah yang membuat Pue Bongo dikenal di beberapa daerah tersebut. Bahkan Raja Palu kala itu bernama Pue Nggari pernah meminta pertolongan Pue Bongo ketika diserang Kerajaan Mandar Sulawesi Selatan.
"Pue Bongo datang membantu Kerajaan Palu hanya bersama enam orang pasukannya. Tapi mereka justru berhasil memukul mundur prajurit Kerajaan Mandar. Setelah Kerajaan Palu aman, Pue Bongo pun dinikahkan dengan putri dari Pue Nggari yang bernama Gili Mareme. Jadi tidak heran kalau nama Pue Bongo diabadikan pada sebuah jalan protokol di Kota Palu sampai sekarang,” sambung Saifudin sambil membaca referensi dari buku ‘Sejarah Terbentuknya Desa Bangga’.
Lanjutnya, selang beberapa tahun, Pue Bongo dimintai lagi bantuan oleh Kerajaan Buol yang terdesak atas serangan pasukan Filipina. Kisah yang hampir sama, dimana Pue Bongo bersama satu orang pengikutnya dari Bangga dan lima orang dari Palu berhasil mengalahkan pasukan Filipina hingga menikah kembali dengan gadis Buol. (Dio Pratama/ret)