Beras Plastik Hoax? Ini 5 Fakta Ilmiah Terkait Beras Plastik

Beras plastik hoax? Berikut lima fakta ilmiah yang mesti Anda ketahui terlebih dahulu.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 22 Mei 2015, 15:30 WIB
Beras Ketan Putih

Citizen6, Jakarta Masyarakat Indonesia dihebohkan dengan beredarnya beras plastik. Penemuan beras plastik pertama kali dituturkan oleh seorang penjual nasi dan bubur yang menemukan keganjilan dengan beras yang ia masak. Menurutnya, beras plastik tersebut mempunyai rasa yang berbeda dibanding beras yang biasa.

Penemuan beras plastik tersebut sontak menyedot perhatian banyak pihak. Sebab, dikabarkan bahwa beras plastik tersebut mengandung ployfiner yang merupakan bahan baku pipa plastik. Bila dikonsumsi dalam jangka panjang, sudah tentu berbahaya bagi tubuh.

Meski demikian, masih timbul keraguan banyak pihak tentang kebenaran beras plastik tersebut. Selain karena pihak Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) belum bisa mengungkap misteri beras plastik, pihak Kementrian Kesehatan pun masih meneliti beras yang diduga mengandung plastik.

Di samping itu, ada beberapa kejanggalan terkait beras plastik maupun video pembuatan beras plastik yang beredar belakangan ini. Berikut beberapa kejanggalan serta fakta terkait beras plastik tersebut.

1. Di video 'Pembuatan Beras Plastik Asal Cina', tidak ada informasi bahwa yang diproduksi adalah beras.

Video tersebut sesungguhnya menunjukkan proses pembuatan biji plastik yang disebut extrusion. Mesin yang digunakan yakni extruder. Plastik dicairkan, kemudian dimasukkan ke dalam pipa yang dipanaskan dan memiliki pengaduk ulir seperti mata bor. Dari situ, plastik akan keluar seperti odol dan masuk ke saringan seperti pembuatan cendol yang panjangnya seperti mie.

Setelahnya 'tali plastik' yang masih panas dan lembek dimasukkan ke dalam air. Bila telah mengeras, 'tali plastik' dipotong kecil-kecil dengan chopper membentuk biji atau pelet agar mudah dimasukkan ke dalam karung. Tak ada yang sedikit pun petunjuk yang mengatakan bahwa dalam video tersebut sedang membuat beras plastik.


Selanjutnya

2. Sifat utama plastik turunan hidrokarbon adalah hidrofobik atau tak menyukai air.

Hal ini dikarenakan bahan dasarnya merupakan minyak bumi dan struktur kimianya nonpolar. Karenanya, jika memang beras tersebut terbuat dari plastik, seharusnya tidak bisa menjadi lembek. Beras asli menjadi lembek karena menyerap air. Bila plastik direbus, plastik tersebut seharusnya hanya basah atau berwarna kecokelatan, namun tak akan menjadi bubur.

3. Beras plastik seharusnya tidak tenggelam.

Bila memang beras palsu terbuat dari plastik, seharusnya beras tersebut tidak akan tenggelam di dalam air karena berat jenisnya lebih rendah dari air. Seharusnya 'beras plastik' tersebut mengambang meski ditekan ke bawah.


Selanjutnya

4. Ada pula yang mengatakan bahwa beras plastik terbuat dari kentang atau umbi yang dilapisi plastik.

Hal ini terasa janggal. Sebab, kentang lebih mahal daripada beras. Selain itu, sangatlah sulit untuk memotong kentang menjadi biji-biji kecil yang dilapisi plastik.

Logikanya titik leleh plastik yang paling umum PE (polietilen) adalah 115 derajat Celcius, PP (polipropilen) adalah 130 derajat Celcius, dan PET (polietilen tereftalat) adalah 260 derajat Celcius (atau sekitar 100 derajat Celcius untuk PET yang digunakan untuk botol plastik).

Sementara untuk melakukan pelapisan (coating), plastiknya harus dicairkan dulu baru bisa melapisi umbi atau kentang. Semua titik leleh plastik di atas 100 derajat Celcius, dengan demikian seharusnya umbi atau kentangnya keburu hangus sebelum bisa dilapisi plastik.


Selanjutnya

5. Untuk menguji beras asli dan 'beras plastik', hendaknya diuji di laboratorium.

Ada dua cara mudah mengetahuinya. Pertama, 'beras plastik' dipotong dan dilihat penampangnya di bawah mikroskop untuk melihat apakah terlihat perbedaan umbi dan kulit plastiknya. Kedua, menguji amilum dengan yodium.

Amilum adalah jenis kanji yang terdapat pada beras asli. Bila ditetesi yodium, akan memberi warna ungu. Namun bila ditetesi yodium tidak berubah menjadi ungu, berarti beras tersebut memang bukan beras asli.

Fakta-fakta tersebut dipaparkan oleh pengguna Facebook yang bernama Harnaz. Ia mengaku seorang insinyur yang memahami masalah kimiawi. Harnaz juga mengimbau untuk lebih teliti terhadap isu-isu yang berkembang.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya