Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menantang PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) memacu kinerja ekspor seiring pemberian insentif fiskal. Hal itu penting karena akan menggerakkan aktivitas ekonomi dan membantu menyeimbangkan neraca perdagangan.
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin meminta, produsen kertas ini mendongkrak nilai ekspor hingga menembus Rp 40 triliun. Selama ini catatan ekspor RAPP mencapai sekira Rp 25 triliun.
"Dengan ekspansi berupa pembangunan tiga pabrik kertas, diperkirakan akan mengerek ekspor sekira Rp 30 triliun-Rp 35 triliun. Tapi saya tantang agar lebih tinggi menjadi Rp 40 triliun," pinta Saleh dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (23/5/2015).
Dia mengaku, Kemenperin membuka peluang insentif fiskal berupa tax holiday kepada RAPP seiring optimistis tercapainya target ekspor berbekal kombinasi kematangan perusahaan, teknologi canggih dan kemampuan manajemen.
Peningkatan nilai ekspor, sambung Saleh, akan membantu neraca perdagangan nasional, memperluas lapangan kerja dan penciptaan nilai tambah yang lebih baik. Produktivitas yang dipacu dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di daerah operasi RAPP tepatnya di Pelalawan dan Riau.
Sementara Board of Trustee Tanoto Foundation Anderson Tanoto mengatakan, investasi pembangunan 3 pabrik kertas mencapai Rp 4 triliun. Pihaknya menargetkan, fasilitas produksi ini rampung pada September. Hingga kini, kapasitas produksi RAPP sebanyak 2,8 juta ton pulp dan 820 ribu ton kertas. Kecepatan produksi menembus 1,4 km per jam.
"Pabrik terbaru ini akan menambah kapasitas sebesar 250 ribu ton per tahun berupa high grade digital paper," terang Presiden Direktur RAPP, Tony Wenas.
Dari catatan Kemenperin, kapasitas terpasang industri pulp dan kertas nasional saat ini masing-masing sebesar 7,93 juta ton pulp dan 12,98 juta ton kertas setiap tahun. Sementara realisasi produksi 6,4 juta ton pulp dan 10,4 ton kertas per tahun.
Capaian itu membuat Indonesia menjadi produsen pulp dan kertas terkemuka di dunia di mana industri pulp menempati peringkat 9 dan industri kertas peringkat 6. Sementara di Asia menempati peringkat ke-3 untuk industri pulp maupun kertas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor pulp dan kertas masing-masing sebesar 3,50 juta ton pulp dengan nilai sebesar US$ 1,72 miliar dan 4,35 juta ton kertas dengan nilai sebesar US$ 3,75 miliar.
Sedangkan impor pulp dan kertas masing-masing sebesar 1,62 juta ton pulp dengan nilai sebesar US$ 1,27 miliar dan 0,72 juta ton kertas dengan nilai sebesar US$ 1,36 miliar. (Fik/Ndw)
Menperin Tantang Produsen Ini Ekspor Kertas Rp 40 Triliun
Selama ini catatan ekspor PT Riau Andalan Pulp mencapai sekira Rp 25 triliun.
diperbarui 23 Mei 2015, 11:32 WIBSaleh Husin (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pemprov Jakarta Dukung Upaya Pengelolaan Sampah yang Lebih Efisien
Apakah Benar Bahan Utama Susu Nabati Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar?
Ancaman Keras Kapolda Lampung bagi Anggota yang Terlibat Narkoba, Judi Online dan Korupsi
Pakar UGM Soroti Kebijakan Menghapus Utang Pelaku UMKM
Kisah Ayah Gus Baha Selalu Beri Uang Lebih untuk Traktir Teman Pondok, Alasannya Bikin Haru
MADAS Nusantara Solid Menangkan Pramono-Rano di Pilkada Jakarta 2024
Dampak Pembaruan Rencana Pemakaman Raja Charles III pada Pangeran William
Dua Wanita Manado Jadi Pelaku Prostitusi Online, Hasilnya untuk Biaya Hidup Bersama 3 Pria
Ustadz Adi Hidayat Bongkar Cara Mudah agar Ibadah Mendapat Ridha Allah
Pemprov Kolaborasi dengan KLH Wujudkan Jakarta Bebas Sampah
Adab Selvi Ananda Ajak Pengasuh Anaknya Makan di Satu Meja Banjir Pujian
KontraS Aceh Kecam Penyebaran Rilis Abal-Abal Catut Nama Lembaganya