Liputan6.com, Jakarta - Dalam kunjungan perdananya ke Indonesia, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengaku kagum pada Indonesia. Menurut dia, Indonesia merupakan negeri yang menakjubkan.
"Saya belajar banyak hal yang mengagumkan dari Indonesia, antara lain keberhasilannya mengurangi kemiskinan ekstrim," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (23/5/2015).
Advertisement
Selama 15 tahun terakhir, lanjut dia, Indonesia telah berhasil memangkas separuh jumlah penduduk yang hidup dengan pendapatan kurang dari US$ 1,25 per hari menjadi 11,3 persen saja. Itu artinya Indonesia telah membantu 25 juta orang keluar dari jurang kemiskinan. Menurutnya, hal itu merupakan kemajuan yang luar biasa.
"Saya kagum secara profesional maupun pribadi. Saya sangat percaya akan upaya untuk memprioritaskan mereka yang lemah dan kurang berdaya. Mereka harus dibantu agar kondisi hidup dalam kekurangan tidak menghalangi kemampuan mereka meraih potensi maksimal," tuturnya.
Melalui prestasi Indonesia yang besar dalam pengentasan kemiskinan ekstrim, Bank Dunia telah belajar dari kesuksesan Indonesia tersebut. Khususnya, Indonesia telah mencapai pertumbuhan ekonomi yang sangat mengesankan dan membuat berbagai kebijakan yang membantu mendistribusikan kesejahteraan yang baru diperoleh itu.
Pada saat yang sama, Indonesia juga telah menjadi ahli dalam melindungi masyarakat dari bencana alam dan membantu pemulihan mereka sehingga mereka segera bangkit dan tidak jatuh miskin akibat mengalami bencana.
Ditambah selama 10 tahun terakhir, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mencapai rata-rata 6 persen per tahun. Ini pencapaian yang besar mengingat status Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah dan berpenduduk nomor empat paling besar di dunia.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, atau PNPM Mandiri, telah membantu mendistribusikan hasil pertumbuhan ekonomi secara merata ke seluruh penduduk. Pembangunan berbasis masyarakat ini telah menciptakan ratusan ribu pekerjaan dan mengurangi separuh biaya proyek-proyek infrastruktur.
"Dan inisiatif Rekompak yang saya kunjungi di Yogya kemarin, juga menggunakan pendekatan berbasis masyarakat pada upaya rekonstruksi rumah pascabencana," terang dokter penyakit infeksi tersebut.
Program ini telah membantu ratusan ribu orang di Aceh dan Jawa untuk membangun hidup mereka kembali setelah tsunami dan gempa bumi yang menyebabkan kematian puluhan ribuan orang dan membuat mereka yang hidup jatuh miskin. Pengalaman rekonstruksi Indonesia ini telah direplikasi di Haiti, juga di Filipina setelah Taifun Haiyan dan hari ini di Nepal setelah gempa yang baru berlalu.
"Kedua program ini menunjukkan bahwa Indonesia, seperti diungkapkan Presiden Joko Widodo baru-baru ini, bisa menjadi kekuatan positif untuk perdamaian dan kemakmuran di luar batas-batas negaranya," ujar dia. (Yas/Ndw)