Liputan6.com, Jakarta - Robot jahat seperti di film-film fiksi ilmiah adalah hal yang sangat menakutkan bagi pendiri perusahaan mobil listrik Tesla, Elon Musk.
Tak main-main, saking `parnonya` dengan robot yang dianggap bisa membahayakan eksistensi umat manusia itu, Musk sampai rela mendonasikan dana sebesar US$ 10 juta kepada lembaga Future Of Life Institute.
Advertisement
Future Of Life Institute sendiri merupakan sebuah lembaga non-profit yang didirikan untuk mencegah berbagai hal yang mengancam keberlangsungan hidup umat manusia, termasuk dari ancaman robot.
Terkini, dalam sebuah buku bertajuk `Elon Musk: Tesla, SpaceX, and the Quest for a Fantastic Future`, sang penulis Ashlee Vance membeberkan ketakutan Musk akan robot secara mendetail. Bahkan, Musk sempat mengatakan secara terang-terangan bahwa CEO Google, Larry Page, adalah orang yang paling berpotensi menciptakan robot jahat.
"Aku benar-benar khawatir. Dia (Larry Page) bisa membuat sesuatu yang jahat karena kecelakaan (ketidaksengajaan)," kata Musk seperti yang ditulis Vance dalam bukunya.
Baca juga: Beli Perusahaan Robot, Google Bakal Suplai Teknologi Militer?
Google memang dicurigai sedang membangun sebuah `kerajaan robot`. Di sepanjang tahun 2013, Google dilaporkan telah membeli setidaknya tujuh perusahaan teknologi yang masing-masing mengkhususkan diri dalam pengembangan teknologi robotika dan sistem otomatis.
Salah satu perusahaan yang diakuisisi adalah Boston Dynamics, yang dikenal sebagai perusahaan pembuat robot militer WildCat Cheetah, Atlas, Petman, dan Big Dog.
Nah, dibalik akuisisi sejumlah perusahaan robotika tersebut, Google dirumorkan akan bekerjasama dengan pemerintah Amerika Serikat untuk menyuplai teknologi militer.
Hal itulah yang membuat Musk khawatir. "Dengan kecerdasan buatan kita memanggil setan," ujar Musk beberapa waktu lalu di AeroAstra Centennial Simposium MIT.
Baca juga: `Kecerdasan Buatan Petaka bagi Umat Manusia!`
Selain Musk, ahli fisika kuantum Profesor Stephen Hawking pada sebuah kesempatan wawancara dengan BBC belum lama ini juga mengungkapkan bahwa artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan memiliki potensi berbahaya bagi keberlangsungan hidup umat manusia.
Pria jenius penemu teori gravitasi kuantum dan lubang hitam ini mengaku sangat khawatir dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan. Menurutnya, AI merupakan kreasi manusia yang dapat memiliki kemampuan melampaui manusia selaku penciptanya.
"Perkembangan kecerdasan buatan bisa berarti petaka bagi kehidupan manusia. Manusia yang dibatasi oleh evolusi biologis sangat lambat tidak akan mampu bersaing dengan perkembangan kecerdasan buatan. Posisi manusia akan tergantikan," ungkap Hawking seperti yang dikutip dari laman Mashable.
(dhi/isk)