Liputan6.com, Tangerang - Kantor Imigrasi Bandara Internasional Soekarno-Hatta buka suara terkait kasus visa pemain Pahang.
Pihak Imigrasi sengaja memulangkan tiga pemain Pahang FA non-Malaysia tidak memiliki visa. Itu menjadi alasan Imigrasi tidak mengizinkan pemain tersebut masuk ke Indonesia.
Advertisement
Humas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Sutrisno mengungkapkan tidak mengetahui, tiga pemain yang diusir dari Indonesia bagian dari skuat Pahang. Tertahan di Bandara, skuat Pahang memilih kembali ke Malaysia.
Karena masalah tersebut, pertandingan Persipura kontra Pahang di babak 16 besar AFC Cup 2015 terancam batal. Belakangan diketahui, kendala itu muncul karena kesalahan administrasi.
"Kami tidak mengetahui kalau mereka pemain Pahang FC atau kesebelasan mana. Yang kami tahu, saat diperiksa, ada tiga orang yang tidak membawa visa," ujarnya, saat dihubungi Liputan6.com Senin (25/5/2015).
Pemain Pahang tersebut tiba di Bandara Internasional Soetta pada Sabtu (23/5/2015) malam. Sesuai prosedur di kedatangan internasional, semua tamu menjalani pemeriksaan visa. Lalu petugas imigrasi menemukan tiga pemain yang tak membawa visa.
"Ketiga pemain yang tidak memiliki visa diketahui berwarga negara Nigeria, Afganistan, dan Jamaika," ujarnya.
Mendapati tidak mengantongi visa, ketiga pemain itu tidak bisa keluar dari Bandara Internasional Soetta, untuk ke tempat tujuan.
"Meskipun berwarga negara berbeda, mereka berasal dari penerbangan Kuala Lumpur-Malaysia. Jadi kami pulangkan ke negara asalnya, dengan penerbangan Garuda tujuan Kuala Lumpur-Malaysia pada Minggu (24/5/2015) sekitar pukul 07.00 pagi," jelas Sutrisno.
Pemulangan tiga pemain itu diikuti seluruh rombongan Pahang FC. Namun pada malam harinya sembari menunggu keberangkatan pesawat Garuda pada pagi hari, para pemain pun terpaksa menunggu dan menginap di Ruang tunggu bandara.
Dia pun membantah bila pihak Imigrasi menahan para pemain Pahang FC di bandara. "Tidak benar itu. Karena pesawat baru berangkat pada Minggu (24/5/2015) pagi, mereka tidak boleh meninggalkan bandara karena tidak miliki visa. Mereka menunggu dan menginap di ruang tunggu. Itu saja," jelasnya.