Liputan6.com, Jakarta Lima orang pekerja seks komersial (PSK) anak yang berhasil dirazia oleh Polrestabes Bandung di lokalisasi Saritem dititipkan di penampungan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat.
"Kami juga terlibat dalam penanganan PSK anak atau yang di bawah umur. Dari beberapa yang dirazia kemarin di Saritem, sebagian dititipkan di shelter P2TP2A. Yang di kami ada lima PSK anak," kata Ketua P2TP2A Jawa Barat Netty Heryawan, di Bandung, Minggu.
Advertisement
Ia menuturkan, saat ini pihaknya terus menggali dan mencari latar belakang kelima PSK anak tersebut kenapa bisa sampai menjadi bagian prostitusi di lokalisasi Saritem Kota Bandung.
"Sedang kita pelajari semuanya. Mengapa mereka bisa masuk ke sana (Saritem). Kelima PSK itu semuanya dari Jawa Barat," ujar Netty.
P2TP2A Jawa Barat, kata dia, juga sedang membuat model pendampingan yang akan diberikan kepada lima PSK anak dari lokalisasi Saritem tersebut.
"Kita sedang membuat model karena selama ini sudah menangani banyak korban perdagangan manusia tapi untuk kasus anak yang dilacurkan belum sebanyak ini. Sehingga ini akan jadi model baru dalam penanganan yang dilakukan oleh P2TP2A Jawa Barat," katanya.
Menurut Netty, kelima PSK anak tersebut juga telah dibawa ke Klinik Teratai untuk dicek apakah mengidap HIV AIDS atau tidak. "Kemudian kita juga mencoba untuk memeriksa apakah ada penyakit menular seksual lainnya dan konseling spritual dan motivasi juga kita berikan kepada mereka," kata dia.
Netty berharap, dari beberapa tahapan penanganan terhadap PSK anak Saritem tersebut pihaknya bakal memiliki model tetap penanganan PSK anak di Jawa Barat.
"Untuk menitipkan di kami juga bergantung pada pihak Polrestabes Bandung. Tapi tentu saja, saya bertekad menggali temuan ini. Kami akan memberikan rekomendasi, baik untuk Pemprov Jabar, Pemkot Bandung dan aparat kepolisian," ujar dia.