Liputan6.com, Naypyidaw - Tekanan terhadap Myanmar terkait masalah Rohingya mulai deras berdatangan. Tak tanggung-tanggung hal tersebut kali datang dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Penasihat Khusus Sekjen PBB untuk Myanmar, Vijay Nambiar menyebut sudah saatnya otoritas negara tersebut mengakhiri diskriminasi terhadap kaum Rohingya. Yang dia percaya menjadi pangkal permasalahan dari banyaknya etnis Rohingya kabur dari Myanmar dan menjadi imigran ilegal.
Advertisement
"Bagian dari masalah ini adalah bagaimana perlakuan terhadap kaum Rohingya di Rakhine (Myanmar)," ucap Vijay seperti dikutip dari Reuters, Senin (25/5/2015).
"Diskriminasi institusional terhadap Rohingya adalah hal-hal yang akan terus kita selesaikan dan kerjakan," sambung dia.
Walau mengeluarkan pernyataan cukup keras, kata Vijay, PBB tidak akan pernah meninggalkan Myanmar sendiri. Mereka dipastikan akan membantu negara yang dulunya bernama Burma itu untuk menemukan solusi masalah tersebut.
Myanmar meski diterjang protes dari dunia internasional, saat mulai menujukkan kependulian terhadap masalah pengungsi ilegal ini. Otoritas Myanmar mengatakan mereka baru-baru ini menyelamatkan 200 kaum Rohingya dari tengah laut.
Dalam operasi itu, Otoritas Myanmar menemukan fakta yang menurut mereka sangat mengejutkan. Fakta itu adalah para manusia perahu adalah warga Bangladesh.
Meski demikian, operasi kemanusian terhadap kaum Rohingya tak akan berhenti. Hal ini karena operasi yang dilakukan didasari kemanusian.
"Angkatan Laut dan Udara kami akan terus mencari perahu-perahu (etnis Rohingya) tersebut," kata Wakil Menteri Luar Negeri Imigrasi dan Populasi Myanmar, Win Myint.
"Kami memastikan aksi kemanusian kami tidak memandang latar belakang agama atau etnis. Kami di sana atas dasar membantu sesama manusia," pungkas Win Myint. (Ger/Mut)