UNHCR: Pengungsi Rohingya di RI Tak Ingin Kembali ke Negaranya

"Untuk pengungsi Rohingya, kami meminta kepada pemerintah Indonesia untuk mencari solusi bersama."

oleh Reza Efendi diperbarui 26 Mei 2015, 03:00 WIB
Fakta Suku Rohingya | via: sisidunia.com

Liputan6.com, Medan - Lembaga kemanusiaan dunia, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mendata 56 imigran asal Bangladesh yang akan dipulangkan ke negara asalnya. Selain itu, para pengungsi Rohingya juga akan disatukan kepada kerabat mereka di negara-negara Asia maupun Eropa.

"Sebanyak 96 imigran gelap asal Myanmar dan Bangladesh kembali didata setelah sebelumnya pendataan dilakukan oleh imigrasi dan lembaga IOM," kata perwakilan [UNHCR](kata perwakilan UNHCR Thomas Vargas "") Thomas Vargan di tempat penampungan, Hotel Beraspati, Jalan Djamin Ginting, Medan, Senin (25/5/2015).

Thomas menjelaskan, dari 96 imgran yang berada di penampungan tersebut, 56 imigran asal Bangladesh akan dideportasi atau dikembalikan ke negara asalnya. Hal itu dilakukan setelah pemerintah Indonesia berkordinasi dengan Kedubes Bangladeah.

"Untuk pengungsi Rohingya, kami meminta kepada pemerintah Indonesia untuk mencari solusi bersama, karena sebagai pengungsi Rohingya mereka tidak ingin kembali ke negara asal mereka. Kami akan mencari solusi untuk hal ini," terang dia.

Sebelumnya, sebanyak 96 imigran asal Myanmar dan Bangladeah terdampar di Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Saat ini mereka diungsikan ke Medan untuk mempermudah pengawasan dan pemeriksaan sebelum nantinya dilakukan deportasi.

Anggaran Rohingya

Kementerian Sosial (Kemensos) akan mengucurkan anggaran mencapai Rp 2,3 miliar bagi pengungsi Rohingya dari Myanmar. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, anggaran tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sandang para pengungsi.

"Dari Kemensos sudah menyiapkan Rp 2,3 miliar lebih kepada komplementaristas kebutuhan sandang," ujar dia di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (25/5/2015).

Dia menjelaskan, kebutuhan tersebut antara lain selimut, pakaian, dan perlengkapan sehari-hari seperti matras dan tenda, termasuk perlengkapan bagi pengungsi anak-anak.

"Jumlah anak-anak itu 231 orang, kemudian ada family kit karena memang beberapa dari kebutuhan family kit itu harus disiapkan lalu matras dan tenda. Itu yang disiapkan oleh Kemensos untuk Aceh Utara, Aceh Timur, Langsat dan Tamiang," jelas Khofifah. (Ali)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya