Bawang Merah Impor Serbu Pasar Domestik

Pedagang pasar induk kramat jati memasok bawang merah impor sebanyak 30 karung dalam tiga hari.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 26 Mei 2015, 09:00 WIB
Aktivitas penjualan bawang merah di Pasar Induk sayur dan buah, Kramat Jati, Jakarta, Jumat, (13/3/2015). Harga bawang merah di sejumlah pasar menembus Rp 30 ribu per kg atau mengalami kenaikan Rp 2000-5000/kg. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Harga makin mahal di pasaran membuat para pedagang mulai beralih memasok bawang merah impor. Lantaran, harga bawang merah impor diperoleh dengan harga lebih murah.

Dongan Pakpahan (27) pedagang Pasar Induk Kramat Jati mengatakan, pihaknya merogoh kocek sebesar Rp 19 ribu per kg untuk mendatang . Sisi lain, ia harus merogoh kocek lebih mahal yaitu sebesar Rp 20 ribu per kilo gram (Kg) untuk mendapatkan bawang merah lokal dari Brebes, Jawa Tengah.

"Ini kelihatannya aneh, dalam negeri mahal, kenapa impornya murah," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Dongan sendiri masih menjual dua jenis bawang tersebut, baik lokal maupun impor. Adapun kisaran harga jual bawang yakni Rp 27 ribu-Rp 28 ribu per kg. Harga jual  tersebut di atas harga standar sekitar Rp 20 ribu per kg."Ambil untungnya tipis-tipis, Rp 5 ribu per kg," ujar Dongan.

Dia mengatakan, paling tidak selama tiga hari sekali memasok 30 karung bawang merah impor dengan masing-masing karung seberat 30 kg. Untuk bawang lokal, dia memasok sebanyak 7 karung dengan berat tiap karung sebanyak 70 kg. Dia bilang, adapun bawang-bawang itu berasal dari negara-negara tetangga seperti Vietnam, Filipina dan Thailand.

Sementara, pembelian bawang merah impor bukanlah hal yang baru bagi Dongan. Pihaknya mengatakan, bawang-bawang tersebut kerap muncul ketika harga bawang lokal naik tinggi. Karena itu, pihaknya menyebut bawang merah impor menjadi penyeimbang harga pasaran.

"Bukan tahun ini saja, sudah biasa, kalau ini tidak datang, seenaknya harga bawang dinaikkan," ujar dia.

Beda Bawang Impor dan Lokal

Dongan mengaku tak sulit mendapat impor tersebut. Dia menuturkan, telah memiliki 'bandar' yang mengantarkan bawang-bawang tersebut tiap pagi ke pasar. "Ada bandarnya ambilnya di sini  pagi," kata Dongan.

Pihaknya memperkirakan, bawang merah tersebut diangkut dengan kapal dan langsung turun di Pelabuhan Tanjung Priok. Jadi, karena melawati perjalanan panjang kapal tersebut, bawang merah itu memiliki kualitas tak terlalu bagus.

Ia menjelaskan, bawang impor memiliki ukuran lebih besar dari bawang lokal. Namun, dari segi warna bawang impor memiliki warna lebih gelap. "Kurang enak kalau digoreng karena melewati perjalanan jauh, menang ukuran besar," tutur Dongan.

Pedagang lain Iwan (40) mengakui bawang impor memang telah merambah pasaran. Kendati demikian, pihaknya enggan memasok bawang jenis tersebut. Ia menilai, kualitas bawang impor termasuk rendah karena melewati perjalanan panjang. Bahkan bawang merah impor itu juga tumbuh tunas.

Iwan mengatakan, ciri mencolok dari bawang impor adalah ketika digoreng aromanya tidak harum. "Bawang Brebes kalau digoreng bagus, bawang impor kalau digoreng kurang bagus, kurang wangi," tandas dia. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya